Emiten PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek terus memperkuat cengkraman pada saham anak usahanya, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sepanjang bulan September 2025. Seiring dengan aksi korporasi tersebut, kedua saham EMTK dan SCMA tercatat menguat selama periode aksi borong saham tersebut.

Merujuk keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia, EMTK telah mencaplok saham SCMA secara berjilid. Corporate Secretary EMTK, Titi Maria Rusli mengatakan, transaksi tersebut ditujukan untuk investasi Emtek pada SCMA dengan status kepemilikan langsung.

EMTK merupakan entitas pengendali di balik SCMA. Perusahaan di bawah konglomerasi Emtek itu menggenggam saham SCMA sebanyak 49,24 miliar saham atau sebesar 66,57% dari total saham SCMA yang beredar.

“Ya dan akan mempertahankan pengendalian,” kata Titi dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Selasa (7/10).

Titi merincikan aksi borong saham yang dilakukan Emtek. Pada periode 23 sampai 29 September 2025, EMTK memborong sebanyak 233,589,700 saham SCMA. Pada 23 September, EMTK membeli sebanyak 74.589.700 saham SCMA dengan harga Rp 346 per saham. 

Hari berikutnya, EMTK membeli 9 juta saham SCMA dengan harga Rp 340 per saham. Lalu pada 25 September 2025, pengendali SCMA ini membeli 6.500.000 saham SCMA dengan harga Rp 351 per saham.

Keesokan harinya, EMTK kembali membeli sebanyak 108.500.000 saham SCMA dengan harga Rp 360 per saham dan terakhir, EMTK membeli sebanyak 35.000.000 saham dengan harga Rp 350 per saham.

Bila dikalkulasikan, EMTK telah menggelontorkan dana sebesar Rp  82,45 miliar sepanjang periode 23 September hingga 29 September 2025.

Sebelum itu, EMTK juga tercatat membeli saham SCMA sebanyak 342.410.300 saham. Aksi borong saham tersebut terjadi pada periode 20-22 Agustus 2025 dan 15-22 September 2025. Aksi tersebut dilakukan dengan rincian yaitu, pada 22 Agustus 2025, EMTK membeli 69.508.800 saham SCMA dengan harga Rp 281 per saham.

Hari berikutnya, EMTK membeli sebanyak 38.214.000 saham SCMA dengan harga Rp 299 per saham. Aksi tersebut kemudian dilanjutkan pada September dengan rincian sebagai berikut:

  • 15 September, EMTK membeli 32.260.900 saham SCMA dengan harga Rp 309 per saham
  • 16 September, EMTK membeli 34.016.300 saham SCMA dengan harga Rp 304 per saham
  • 17 September, EMTK membeli 48.229.700 saham SCMA dengan harga Rp 294 per saham
  • 18 September, EMTK membeli 73.770.300  saham SCMA dengan harga Rp 324 per saham
  • 19 September, EMTK membeli 23.500.000 saham SCMA dengan harga Rp 337 per saham 
  • 22 September, EMTK membeli 22.910.300 saham SCMA dengan harga Rp 340 per saham

Prospek Saham EMTK

Seiring dengan aksi EMTK yang dilakukan oleh EMTK terhadap SMCA, kedua saham emiten tersebut melesat dalam periode satu bulan terakhir. Harga saham EMTK melesat 14,56% ke level 1.495. Adapun pada perdagangan hari ini pukul 09.06 WIB, harga saham EMTK terkoreksi 0,66% atau 10 poin.

Di samping itu, harga saham SCMA juga ikut terkerek oleh aksi borong saham oleh EMTK. Harga saham SCMA melonjak 22,36% ke level 396. Sementara itu, harga saham SCMA terkoreksi 0,51% atau 2 poin pada perdagangan hari ini. 

Selain karena aksi borong saham secara berjilid, naiknya harga saham EMTK dan SCMA juga terkerek akibat isu penawaran saham perdana Superbank. 

Meskipun isu tersebut tetap hangat diperbincangkan investor pasar modal, Juru Bicara Superbank enggan memberikan komentar.

"Fokus kami adalah menjaga kinerja yang kuat melalui solusi keuangan inovatif, pertumbuhan jumlah nasabah, serta kolaborasi dengan ekosistem terpercaya untuk mendorong pertumbuhan inklusif di Indonesia," ujar Juru Bicara Superbank saat dikonfirmasi Katadata.co.id. 

Kinerja Keuangan Emtek 

Selama Semester 1 Selama paruh pertama tahun ini, Emtek menorehkan kenaikan laba bersih sebesar 2.716%. Lonjakan ini menjadi sorotan di tengah dinamika sektor teknologi dan media, apalagi Emtek sempat mencatatkan kinerja yang tidak terlalu mencolok di tahun sebelumnya.  

Merujuk laporan keuangan yang dipublikasi perseroan, Emtek mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,22 triliun melonjak hebat dari perolehan laba bersih tahun sebelumnya yaitu Rp 150,35 miliar pada 2024. 

Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan neto Emtek menjadi Rp 8,80 triliun dari Rp 5,34 triliun dalam periode yang sama secara tahunan atau year on year (yoy). Pendapatan Emtek didapatkan dari bisnis iklan sebesar Rp 2,44 triliun. 

Selanjutnya jasa pergudangan, penunjang penerbangan, katering dan perbengkelan pesawat udara menyumbang sebesar Rp 1,53 triliun. Bisnis ini naik pesat 205,44% dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 505,45 miliar. Kemudian ada jasa kesehatan dan rumah sakit sebesar Rp 1,21 triliun. Ada pula jasa VSAT, perbaikan, perawatan dan dukungan teknis sebesar Rp 370,22 miliar, dan penjualan barang sebesar Rp 105,62 miliar.  

Emtek juga mencatatkan pendapatan lain-lain sebesar Rp 3,13 triliun. Jumlah ini melonjak 374%% dari pendapatan lainnya di tahun sebelumnya sebesar Rp 661,13. Kenaikan pendapatan Emtek juga mengerek beban beban pokok pendapatan perseroan yang menebal dari Rp 6,41 triliun dari Rp 3,56 triliun secara yoy. 

Kendati demikian, laba usaha perseroan menurun menjadi Rp 345,66 miliar dari Rp 468,55 miliar.

Sementara itu, SCMA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 320,71 miliar sepanjang semester pertama 2025. Torehan tersebut turun tipis dibandingkan laba bersih SCMA pada semester pertama 2024 yakni sebesar Rp 327,65 miliar. 

Sementara itu, pendapatan perseroan juga tercatat turun tipis menjadi Rp 3.323 miliar dari Rp 3.328 miliar secara yoy. Pendapatan SCMA diperoleh dari pendapatan iklan sebesar Rp 2,93 triliun dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 922,58 miliar. Perolehan tersebut kemudian dipotong sebagai potongan penjualan sebesar Rp 523,25 miliar.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri