BEI Sudah Terapkan Skema Free Float Baru Minimal 10% untuk Emiten Indeks LQ45

Katadata/Fauza Syahputra
Ilustrasi.
30/10/2025, 16.52 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerapkan aturan free float terhadap sejumlah emiten di pasar modal Indonesia. Penerapan ini, antara lain dilakukan terhadap emiten dalam indeks bergengsi LQ45 yang baru-baru ini melaksanakan evaluasi mayor dengan periode efektif pada 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. 

Pada indeks LQ45, terdapat lima saham baru yang masuk, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL). 

Di sisi lain, BEI mendepak lima saham dari LQ45, yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan bahwa ketentuan minimal free float sebesar 10% sudah diterapkan dalam evaluasi konstituen LQ45 pada Oktober ini. Ia menyebut upaya peningkatan free float terus dilakukan, salah satunya dengan menetapkan syarat minimal 10% bagi emiten yang ingin masuk ke dalam indeks LQ45.

“Sudah kami implementasikan, pengumumannya kan sudah dikeluarkan dan bisa melihat sendiri siapa yang keluar dan siapa yang masuk. Saat ini LQ45, Jadi kalau LQ45 aja enggak lolos, akhirnya IDX30 juga tidak lolos. Dan sudah ada yang dikeluarkan karena tidak memenuhi kan?” kata Jeffrey di Gedung BEI, Rabu (29/10).  

Adapun proses terkait kenaikan batas saham publik atau free float minimal 10% dan maksimal 20% masih terus berjalan. Dari sisi regulasi, BEI tengah mengkaji penyesuaian regulasi pencatatan saham termasuk mengenai free float dengan tetap memperhatikan kondisi dari sisi perusahaan tercatat serta kemampuan dari sisi investor.  

Pengaturan yang berlaku saat ini, calon perusahaan tercatat harus memenuhi minimum free float (FF) dengan mengklasifikasikan size perusahaan berdasarkan nilai ekuitas sebelum penawaran umum, dengan tiering sebagai berikut:  

  • Ekuitas 20%  
  • Ekuitas >Rp 500 miliar s.d. Rp 2 triliun: FF >15%  
  • Ekuitas >Rp 2 triliun: FF >10% 

MSCI Jajaki Penggunaan Data KSEI dalam Perhitungan Free Float

Di samping itu, Morgan Stanley Capital International (MSCI) saat ini juga tengah mempertimbangkan untuk menggunakan Monthly Holding Composition Report yang diterbitkan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai referensi tambahan dalam perhitungan free float saham emiten Indonesia.  

Free float adalah porsi saham yang dimiliki oleh publik atau masyarakat, tidak termasuk saham yang dikuasai oleh pemegang saham pengendali, pemegang saham mayoritas, komisaris, direksi maupun karyawan perusahaan. 

Adapun selama ini, emiten di Indonesia hanya diwajibkan melaporkan kepemilikan saham ≥5% kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, data KSEI mencakup kepemilikan di bawah 5% serta memberikan klasifikasi jenis pemegang saham. Hal itu nantinya dapat memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat mengenai struktur kepemilikan saham pada suatu emiten. 

Mengutip informasi dari Stockbit Sekuritas, MSCI dalam pengumumannya menyampaikan bahwa selain mempertimbangkan penggunaan laporan KSEI sebagai referensi tambahan, lembaga tersebut juga mengusulkan perubahan metodologi dalam penentuan estimasi free float saham Indonesia. MSCI mengusulkan agar estimasi free float ditetapkan berdasarkan nilai terendah antara dua perhitungan berikut:

  1. Free float yang dihitung menggunakan data kepemilikan yang dilaporkan oleh emiten dalam keterbukaan informasi, laporan, maupun siaran pers, sesuai metodologi MSCI. 
  2. Free float yang diestimasi menggunakan data KSEI, dengan mengklasifikasikan saham script (yang tidak tercatat di data KSEI) serta kepemilikan korporasi (lokal dan asing) dan kategori others (lokal dan asing) sebagai non–free float.  

Sebagai alternatif, MSCI juga mempertimbangkan pendekatan lain, yakni menghitung estimasi free float berdasarkan data KSEI dengan mengklasifikasikan saham script dan kepemilikan korporasi sebagai non–free float, tetapi tanpa memasukkan kategori others dalam perhitungan tersebut. 

Meski begitu, Stockbit Sekuritas melihat wacana itu belum dipastikan akan diberlakukan karena MSCI masih menunggu tanggapan dari para pelaku pasar. MSCI akan membuka periode konsultasi hingga 31 Desember 2025, dan hasilnya dijadwalkan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Apabila proposal ini disetujui, perubahan metodologi tersebut akan mulai diterapkan pada review indeks Mei 2026 mendatang.

 
Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila