Manuver Emiten Hapsoro (RATU) Bidik Ekspansi Blok Migas Baru, Simak Prospeknya
Emiten energi PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) telah menyiapkan ancang-ancang untuk mengantisipasi potensi penurunan produksi Blok Cepu, yang selama ini menjadi tulang punggung pendapatan perseroan. Emiten milik Happy Hapsoro sekaligus suami Ketua DPR RI Puan Maharani memiliki kontrak pengelolaan interest di blok migas tersebut hingga tahun 2035.
Direktur Utama RATU Sumantri mengakui pendapatan perusahaan masih sangat bergantung pada kontribusi Blok Cepu. Perseroan bersama operator Blok Cepu ExxonMobil sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi migas di blok besar tersebut. Sementara itu, dia menilai saat ini produksi migas di Blok Cepu masih terus meningkat hingga 2028.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada ExxonMobil selaku operator karena menjaga produksi tetap stabil dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Ia menilai ExxonMobil bersama Pertamina terus melakukan berbagai upaya teknis untuk menambah cadangan sekaligus mempertahankan tingkat produksi.
Dia menjelaskan, hingga September, produksi minyak Blok Cepu meningkat sekitar 7.000 barrel per day. Tahun depan pun masih diperkirakan berada di level 140–150 ribu barrel per day. Menurut dia, capaian tersebut bahkan telah melampaui proyeksi awal cadangan.
“Bahkan cadangannya pun sudah jauh melebihi atau minyak yang dikeluarkan jauh melebihi dari pertama kali cadangan itu dipublish. Cadangannya dulu sekitar 450 juta barel. Sekarang sudah lebih dari 600 juta barel yang berhasil diproduksi,” ujar Sumantri dalam paparan publik virtual, Rabu (26/11).
Sumantri mengatakan stabilitas produksi tersebut sangat penting untuk menjaga profitabilitas perusahaan, terutama menghadapi masa pasca-2026. Ia menambahkan, berdasarkan jadwal produksi, Blok Cepu masih memiliki prospek kuat hingga 2027–2028.
“Insyaallah masih sangat bagus, dan kami percaya ExxonMobil akan terus berupaya mempertahankan produksi,” katanya.
Strategi Ekspansi
Terkait ekspansi, Sumantri mengatakan RATU memilih pendekatan selektif. Perseroan saat ini menghindari keterlibatan dalam proyek eksplorasi, khususnya jika seluruh kepemilikan berada pada RATU. Meski begitu, dia menyatakan tetap terbuka jika ada mitra besar yang menawarkan kerja sama.
“Kalau ada pemain besar mengajak masuk eksplorasi, kami akan melihat kualitas lapangan dan skema investasinya,” ujarnya.
Ia menegaskan manajemen tidak ingin mengambil keputusan spekulatif yang dapat menekan arus kas. RATU menargetkan arus kas tetap kuat dalam 3–5 tahun ke depan.
“Kalau nanti cash flow kuat, misalnya kita punya US$100 juta, mungkin 5–10% bisa kita gunakan untuk eksplorasi,” kata Sumantri.
Merujuk laman resmi RATU, perseroan menargetkan transformasi dari pemegang participating interest (PI) menjadi operator independen di sektor hulu untuk jangka menengah hingga panjang. Melalui strategi investasi yang progresif serta komitmen eksplorasi cadangan baru, manajemen optimistis RATU dapat berperan lebih besar dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, RATU menggenggam 49% saham di PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), pemilik hak partisipasi di Blok Cepu yang mnejadi salah satu blok minyak dan gas terbesar di Indonesia. Blok ini menyumbang sekitar 25% produksi migas nasional dan menjadi lokasi proyek strategis Banyu Urip Infill Clastic (BUIC).
Proyek BUIC ditargetkan menambah cadangan sekitar 42,92 juta barel melalui pengeboran tujuh sumur baru, dengan tambahan produksi 20.000–30.000 BOPD. Lapangan Banyu Urip sendiri mencatatkan rata-rata produksi 144.000 BOPD dan menjadi lapangan minyak terbesar kedua di Indonesia dengan cadangan 2P sebesar 405 juta barel.
Selain itu, melalui entitas anak PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), RATU juga memegang PI di Blok Jabung, Jambi. Blok ini mencatatkan rata-rata produksi 52.000 BOEPD dengan total cadangan 2P mencapai 292 juta BOE.
Tahap Akhir Akusisi
Pada kesempatan yang sama, Sumantri juga menyampaikan perseroan kini berada pada tahap akhir proses akuisisi hak partisipasi minyak dan gas (migas) terbaru. Namun, Sumantri masih enggan memberikan detail lebih jauh terkait proses tersebut lantaran terikat perjanjian kerahasiaan dengan pihak terkait serta menunggu persetujuan pemerintah.
“Kami terus aktif mencari potensi aset yang bisa diakuisisi. Mengenai blok Kasuri atau blok lain, saya tidak bisa menyebut spesifik karena aturan kerahasiaan. Tetapi dapat saya pastikan bahwa kami sedang melihat beberapa aset potensial, baik melalui negosiasi langsung maupun skema tender,” kata Sumantri dalam paparan publik secara virtual, Rabu (26/11).
Menurutnya, sejumlah pemilik hak partisipasi sudah menggelar tender terbuka. RATU sebagai perusahaan sektor migas menyebut ikut dalam tender tersebut hingga tahap akhir. Bila perseroan pulang menjadi pemenang tender, dia menyebut akan memberi informasi tersebut kepada publik.
“Dalam 1–2 minggu ke depan tender ini akan diumumkan. Jika RATU terpilih sebagai pemenang, kami akan menyampaikan informasinya kepada publik,” ujarnya.
Sumantri mengakui bahwa proses akuisisi di industri migas sangat kompleks sehingga jadwal kerap mundur dari target awal. Dia mengatakan jadwal proyek-proyek yang telah diumumkan ke publik kerap kendor.
“Target kami, akhir tahun atau kuartal pertama tahun depan sudah ada aset yang bisa diakuisisi. Namun kenyataannya, prosesnya sangat dinamis. Yang bisa kami pastikan adalah tender yang sedang berjalan dan akan diumumkan dalam dua minggu ke depan,” ujarnya.
Direktur RATU Adrian Hartadi menjelaskan, pengembangan bisnis melalui akuisisi blok migas merupakan komitmen perseroan. Namun, sebagian besar pipeline akuisisi belum dapat dipublikasikan karena menyangkut data rahasia milik pemerintah.
Ia memastikan RATU memiliki fleksibilitas yang cukup besar terkait strategi pendanaan untuk ekspansi. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) saat ini berada di level 39%, sehingga perusahaan masih memiliki ruang pembiayaan tambahan hingga sekitar US$ 194 juta. “Pendanaan bisa melalui bank loan, dan kami juga membuka kemungkinan penerbitan obligasi untuk ekspansi di tahun berikutnya,” ujar Adrian.