Rupiah Diramal Loyo Jelang Tutup Tahun Imbas Risalah The Fed
Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan melemah pada hari terakhir 2025, Rabu (31/12). Rupiah berpotensi melemah seiring risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang mayoritas akan mendukung pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
“Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS yang menguat oleh beberapa data ekonomi yang lebih kuat serta risalah FOMC,” kata Analis Doo Financial Futures Lukman Leoang kepada Katadata.co.id, Rabu (31/12).
Lukman memperkirakan rupiah akan berada di level Rp 16.700 per dolar AS hingga Rp 16.850 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka menguat 41 poin di level 16.730 per dolar AS. Namun, kurs rupiah bergerak melemah ke level 16.735 hingga pukul 09.45 WIB.
Senada, pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan hal yang sama. “Mata uang rupiah fluktuatif tetapi bisa melemah di rentang Rp 16.770 per dolar AS hingga Rp 16.800 per dolar AS,” kata Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan. kondisi ekonomi RI memiliki pengaruh terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Ia menyebut, sepanjang 2025, perekonomian Indonesia berada dalam situasi yang cukup menantang seiring meningkatnya ketidakpastian global, memanasnya tensi geopolitik, serta dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat.
“Kondisi tersebut sempat menekan kepercayaan pelaku pasar dan memicu kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional 2025,” ujar Ibrahim.
Menurutnya, perlambatan ini terjadi di tengah penyesuaian aktivitas konsumsi dan moderasi ekspor. Begitu juga dengan ketidakpastian global yang masih tinggi.
Sentimen pasar juga sempat makin memburuk pada paruh pertama 2025. “Hal ini terjadi khususnya setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada April 2025,” kata Ibrahim.