Di tengah pandemi corona, Covid-19, yang semakin mengkhatirkan terutama dampak ekonomi dan sosialnya, sektor perbankan terus mencermati langkah-langkah apa saja yang akan diterapkan oleh Pemerintah untuk merespons kondisi pandemi.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pihaknya terus memonitor perkembangan perekonomian dalam negeri yang terdampak Covid-19. Termasuk kondisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Lani mengklaim bahwa NPL CIMB Niaga saat ini masih tergolong bagus. Tetapi, jika kondisi seperti ini masih berlanjut hingga satu bulan ke depan, pasti NPL juga akan terdampak. “Karena sudah pasti portfolio tidak bisa mengejar portofolio yang terkena dampak, sehingga pasti NPL akan naik," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (26/3).
(Baca: Perbankan Masih Percaya Diri Mampu Mencapai Target Penyaluran Kredit)
Sementara, terkait relaksasi bagi para debitur, Bank CIMB mengacu pada kriteria dan syarat yang ada di Perusahaan. Dia mengakatakan bahwa perusahaan memiliki kriterianya sendiri dalam memberikan relaksasi kepada debitur, terutama yang terdampak Covid-19.
“Ada programnya, dengan kriteria tersendiri, jadi tidak sama. Kami fokuskan ke eksisting nasabah saat ini yang terbukti terdampak oleh Covid 19,” kata Lani. Hal ini termasuk penurunan suku bunga kredit yang dia sebut telah dilakukan perusahaan dalam 2 bulan terakhir.
Sementara itu, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication Bank Central Asia (BCA), Hera F. Haryn mengatakan BCA senantiasa memonitor kondisi kualitas kredit, posisi likuiditas, serta pengelolaan risiko operasional.
(Baca: OJK Longgarkan Aturan Kredit Bank ke Debitur yang Terdampak Corona)
“Menurut catatan korporasi, saldo CKPN kredit pada akhir tahun 2019 sekitar Rp 15 triliun atau berkisar 190% dari total kredit bermasalah, level yang sangat memadai,” ujarnya.
Meski demikian, Hera tidak membeberkan detail terkait rasio NPL dan restrukturisasi kredit yang telah diberikan kepada debitur yang terimbas Covid-19. “Ini pasar bergerak sangat dinamis, dan data dapat berubah setiap waktu," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa yang paling penting BCA sebagai bagian dari sistem keuangan di Indonesia akan menjalankan fungsinya secara optimal untuk berkontribusi dalam menopang roda perekonomian nasional.
(Baca: OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Naik, Bukan Karena Virus Corona)