Antusiasme Empat Bank BUMN Suntik Modal ke LinkAja

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi Linkaja. Bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menyiapkan dana untuk menyuntikkan modal ke fintech pembayaran LinkAja.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Sorta Tobing
18/5/2019, 10.06 WIB

Berdasarkan rencana awal, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya, PT Telkomsel, bakal memiliki 25% saham Finarya. Lalu, Bak Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing memegang 20% saham. Sedangkan BTN dan PT Pertamina (Persero) masing-masing memegang 7%. Terakhir PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menguasai 1%.

Rencana perubahan porsi saham dari rencana awal karena Kementerian bakal memasukkan BUMN lain sebagai pemegang saham Finarya, khususnya BUMN transportasi. BUMN yang digadang-gadang bakal berpartisipasi memegang saham yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias KAI.

Bahkan, Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, ke depan saham Finarya bakal dibagi-bagi lagi ke BUMN lain seperti PT ASDP Indonesia Ferry dan Perusahaan Umum Damri (Perum Damri). "(Perusahaan) yang lebih ke angkutan. Mungkin, BUMN lain yang ingin memanfaatkan benefit dari LinkAja. Rencananya bisa dibagi sahamnya meski porsinya relatif kecil," kata Suprajarto  Rabu (15/5) lalu.

Kedatangan peserta baru dalam pemegang saham Finarya disambut positif oleh Direktur Utama BNI Achmad Baiquni. Dia mengatakan, perkembangan LinkAja sangat menggembirakan karena potensinya sangat besar. "Transaksi uang elektronik di jalan tol mencapai empat juta transaksi, sedangkan di commuter line mencapai satu juta transaksi per hari," kata Baiquni di kantornya, Jakarta, Senin (13/5).

(Baca: Belum Ada Dompet Elektronik, Peluncuran LinkAja Kembali Ditunda)

Karena potensi tersebut, Baiquni mengatakan dua perusahaan yang mengelola jalan tol dan angkutan kereta api, termasuk commuter line, tertarik untuk bergabung ke Finarya. Jika mereka bergabung, Baiquni menilai, transaksi di LinkAja akan semakin besar dengan melihat potensi transaksi per harinya tersebut.

Namun, pihak KAI sendiri belum menyiapkan dana khusus untuk menyuntikan modal ke Finarya. Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menjelaskan, belum adanya pembicaraan soal besaran penyertaan modal karena sampai saat ini juga belum ditentukan besaran saham yang akan menjadi porsi KAI.

Menurut Edi, keputusan soal besaran saham yang bakal dimiliki oleh KAI pada Finarya berada di Kementerian selaku pemegang saham KAI. "Jadi, nanti kami diundang untuk ikut berpartisipasi di LinkAja," ujarnya.

Meski belum dibicaran soal kepemilikan saham, Edi memastikan KAI bakal menggunakan platform LinkAja, karena banyak integrasi yang bisa dilakukan dengan dengan BUMN lain, terutama untuk anak usahnya PT Kereta Commuter Indonesia. "Pasti kerja sama antara BUMN yang sifatnya sinergi ini kami dukung," katanya.

Saat ini, LinkAja masih dalam proses perizinan ke Bank Indonesia (BI) untuk menyediakan beberapa layanan. Izin yang diajukan fintech pembayaran ini seperti penyedia layanan uang elektronik (e-money), dompet elektronik (e-wallet), lembaga keuangan digital, dan transfer dana.

(Baca: LinkAja, Koalisi 7 BUMN Saingi Go-Pay dan OVO)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin