PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) bakal mengadopsi teknologi milik perusahaan teknologi keuangan (fintech) PT Akulaku Silvrr Indonesia. Hal itu terkait masuknya Akulaku sebagai investor dengan menyuntikan Rp 500 miliar ke perusahaan secara bertahap.
Direktur Utama Yudha Bhakti Denny Novisar Mahmuradi mengatakan bakal ada kombinasikan antara teknologi yang dimiliki Akulaku dengan kunsumen Yudha Bhakti. Salah satu segmen yang dimiliki Yudha Bhakti saat ini yaitu nasabah pensiunan. "Sementara, Akulaku punya platform untuk belanja di e-commerce apapun, seperti di Blibli atau Tokopedia, artinya dia punya market yang terbuka pakai platform itu untuk belanja," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (19/3).
Dengan adanya kombinasi tersebut, nantinya konsumen Yudha Bhakti bakal bisa memanfaatkan pinjaman melalui Akulaku saat melakukan transaksi di berbagai platform e-commerce yang sudah bekerja sama dengan Akulaku. Dia mengatakan, sejauh ini sebenarya dia belum memiliki gambaran yang jelas mengenai kolaborasi lebih lanjut dengan pihak Akulaku. Dia hanya memastikan kolaborasi ini dapat menekan biaya investasi kedua perusahaan, karena tidak terjadi duplikasi.
"Saya kira ini menarik karena berbicara teknologi. Mungkin ada beberapa hal yang menurut saya siap dengan beberapa kejutan. Ini menarik sekali karena sangat beda dengan (bisnis) konvensional," kata Denny.
Dia memastikan fokus bisnis Yudha Bhakti tetap pada penyaluran kredit ritel, meski Akulaku masuk sebagai pemodal. Hanya saja, ke depan mereka memiliki tambahan saluran, yaitu digital. Dengan masuknya Akulaku, Denny memperkirakan pertumbuhan kredit mereka tahun ini bisa lebih dari yang sudah tercantum di Rencana Bisnis Bank (RBB).
(Baca: Gandeng Akulaku, Bukalapak Luncurkan Fitur Cicilan)
Dalam RBB yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Yudha Bhakti memproyeksi kredit mereka bisa tumbuh 30 persen tahun ini. Namun, Denny belum bisa mejabarkan proyeksi pertumbuhan kredit dengan masuknya Akulaku sebagai pemegang saham karena masih menghitung potensinya. Masuknya Akulaku sebagai investor, juga bakal mempengaruhi laba bersih Yudha Bhakti dalam jangka panjang.
Saat ini kedua perusahaan masih terus melakukan koordinasi dalam menghitung rencana perusahaan ke depan karena masih ada beberapa tahapan yang perlu dibicarakan. Mereka membahas seputar bidang apa yang mesti ditajamkan, kajian mengenai risiko-risiko ke depan, termasuk kajian dari OJK. Dengan adanya pembicaraan ini, Yudha Bhakti bakal merevisi RBB pada bulan Juni mendatang.
Akulaku menyuntikkan modal ke Yudha Bhakti senilai total Rp 500 miliar, secara bertahap. Tahap pertama, Yudha Bhakti sudah mengantongi Rp 158,7 miliar. Sisanya bakal dilakukan dalam beberapa skema, salah satunya melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias private placement.
Dana yang didapatkan dari Akulaku, bakal dimanfaatkan sebagian besar untuk ekspansi bisnisnya. Selain itu, untuk investasi teknologi informasi (IT). Setelah masuknya Akulaku, Bank Yudha Bhakti akan merevisi belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk IT-nya tahun ini. Sebelumnya, anggaran capex untuk pengembangan IT Rp 20 miliar. "Saat menyusun RBB kemarin, belum kepikiran Akulaku bakal masuk," katanya.
Masuknya Akulaku juga bisa membuat Yudha Bhakti naik kelas dari Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU)-1 menjadi BUKU-2. BUKU 1 adalah bank dengan modal inti di bawah Rp1 triliun, sedangkan modal inti BUKU 2 antara Rp 1 triliun hingga Rp5 triliun. Pada 2018 lalu, modal inti Yudha Bhakti sekitar Rp 600 miliar.
Namun, Denny belum mau menyebutkan berapa besar modal inti perusahaannya setelah masuknya Akulaku. "Kan bukan cuma Akulaku yang siap suntik, pemegang saham lain (eksisting) juga kan ada keinginan nambah lewat rights issue tadi," kata Denny.
(Baca: Fintech Akulaku Dikabarkan Terima Suntikan Dana Alibaba)
Akulaku merupakan perusahaan yang didirikan William Li pada 2016, yang sebagian besar sahamnya dimiliki Alibaba. Dalam situs resminya dijelaskan Akulaku memiliki beberapa bisnis, yakni Fintech pinjam meminjam atau peer-to-peer (P2P) lending melalui PT Pintar Inovasi Digital, e-commerce melalui PT Akulaku Silvrr Indonesia dan PT Akugrosir Indonesia, serta bisnis pembiayaan (multifinance) melalui PT Akulaku Finance Indonesia.