PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) berencana untuk mengakusisi bank dan perusahaan asuransi kerugian. BNI berambisi untuk menjadi penyedia layanan keuangan yang lengkap. Untuk mencapainya, tahun ini BNI menyiapkan dana untuk pertumbuhan anorganik senilai Rp 3 triliun - Rp 4 triliun, yang sebagian besar akan digunakan untuk rencana akuisisi.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, ada beberapa perusahaan yang menjadi target BNI untuk diakuisisi dari perbankan dan asuransi kerugian, untuk melengkapi portofolio bisnis BNI. "Untuk melengkapi (bisnis) kita sebagai lembaga dengan visi-misi kita untuk menjadi lembaga keuangan yang profitable," kata Herry di kantornya, Jakarta, Rabu (23/1).

Layanan keuangan yang menjadi portofolio BNI saat ini selain bank yaitu pembiayaan melalui PT BNI Multifinance, asuransi jiwa melalui PT BNI Life Insurance. Selain berniat mengakuisisi perusahaan asuransi kerugian, Herry menambahkan, BNI berencana untuk mengembangkan bisnis digital banking-nya lebih serius lagi dengan mengakuisisi bank kecil yang akan fokus pada digital banking.

(Baca: Tekfin BUMN LinkAja akan Segera Meluncur Akhir Februari)

"Ada (rencana) untuk mengembangkan digital banking, bisa kita ambil (bank) kecil. Bisa juga masuk dari akuisisi tekfin capital venture," kata Herry tanpa mau mengungkapkan perusahaan apa yang sedang mereka dekati untuk diakuisisi.

Herry mengungkapkan, kebutuhan dana sebesar Rp 3 triliun - Rp 4 triliun untuk pertumbuhan anorganik tersebut dapat dicukupi dari kas internal, namun tidak menutup kemungkinan BNI akan mencari sumber pendanaan eksternal. Dana tersebut tidak hanya akan digunakan untuk mengakuisisi atau menambah modal pada entitas anak BNI.

"Bisa tambah modal (ke anak usaha), terus buat ambil (perusahaan) lagi, kan juga bisa. Banyak skemanya (akusisi). Mau kita tambahkan ke syariah, terus syariah ambil (perusahaan) lagi kan bisa saja. Multifinance mau kita besarkan karena masih kecil,. Skemanya banyak, sedang kita pelajari semua," jelas Herry.

(Baca: Terpengaruh Volatilitas Pasar, Laba BNI 2018 Hanya Tumbuh 10%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin