PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menerbitkan Negotiable Certificates of Deposit (NCD) Tahap III 2018 senilai Rp 2,02 triliun. Dana hasil penerbitan surat berharga tersebut digunakan untuk menjaga kebutuhan likuiditas jangka pendek BTN hingga akhir tahun ini.
Berdasarkan informasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), BTN menerbitkan NCD dalam tiga seri. NCD BTN Tahap III 2018 Seri A senilai Rp 1,34 triliun diterbitkan dengan tenor 183 hari dengan kupon 8,3% per tahun. NCD BTN Tahap III 2018 Seri B senilai Rp 170 miliar memiliki tenor 170 hari dan menawarkan kupon 8,4% per tahun. Adapun NCD BTN Tahap III 2018 Seri C senilai Rp 510 miliar dengan tenor 365 hari dan kupon 8,5% per tahun. Ada lima sekuritas yang bertindak sebagai joint arrangers dalam penerbitan NCD tersebut, yakni PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko sebelumnya mengatakan, perseroan membutuhkan likuiditas tambahan sekitar Rp 6-7 triliun untuk mendukung ekspansi kredit hingga akhir tahun ini. BTN telah mendapatkan pendanaan berupa pinjaman bilateral sebesar Rp 1 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp 1 triliun, dan dari penerbitan NCD ini sebesar Rp 2,02 triliun. Jadi, hingga akhir tahun ini BTN masih membutuhkan dana sekitar Rp 3 triliun lagi.
(Baca: Kredit BTN Tumbuh Paling Tinggi di Antara Bank BUMN)
Hingga kuartal III 2018, penyaluran kredit bank yang fokus di sektor perumahan ini tumbuh 19,28% menjadi Rp 220,08 triliun. Sementara itu, DPK perseroan pada periode yang sama meningkat 16,06% menjadi Rp 195,05 triliun. Alhasil, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDR) BTN mencapai 112,83%. LDR ini meningkat 304 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, BTN juga mengandalkan sumber pendanaan lain untuk mendukung penyaluran kredit, misalnya sekuritisasi aset, penerbitan obligasi, NCD, dan lain-lain.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, ke depan perusahaan akan berkonsentrasi meningkatkan tabungan dan layanan dalam bentuk digital banking untuk mendorong pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA). Porsi dana murah BTN per September 2018 mencapai 46,23%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 48,6%.
(Baca: Holding BUMN Keuangan Dibentuk Setelah Induk Usaha Karya)