Holding BUMN Keuangan Dibentuk Setelah Induk Usaha Karya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan pembentukan induk perusahaan atau holding BUMN sektor keuangan akan terlaksana pada 2019. Sebab, kementeriannya mendorong holding sektor lainnya terbentuk lebih dahulu.
“Holding BUMN Karya dulu,” kata Rini ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (31/10). Dia mentargetkan pembentukan induk usaha BUMN Karya selesai akhir tahun ini.
(Baca juga: Akan Jadi Holding Asuransi, Jasa Raharja Siapkan SDM)
Pembentukan holding BUMN Karya akan terbagi menjadi dua subsektor: induk usaha perumahan dan infrastruktur. Holding BUMN Perumahan akan dipimpin oleh Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas). Dia akan membawahi beberapa perusahaan seperti Adhi Karya, Virama Karya, Amarta Karya, Indah Karya, PT PP, dan Bina Karya.
Sedangkan holding BUMN Infrastruktur akan dikomandoi PT Hutama Karya. Di bawahnya ada beberapa perusahaan, yakni Yodya Karya, HK Business Unit, Jasa Marga, Waskita Karya, dan Indra Karya.
Sementara itu, untuk holding BUMN Keuangan, Kementerian BUMN akan menggabung beberapa perusahaan dengan calon induknya, yaitu PT Danareksa. Anak usaha di sini meliputi Bank Mandiri, Bank BTN, Bank BRI, Bank BNI, Permodalan Nasional Madani, Bahana Pembiayaan Usaha Indonesia, dan Pegadaian.
Secara umum, Kementerian BUMN sedang menggabungkan perusahaan-perusahaan pelat merah ke dalam lima sektor besar. Sejauh ini, sudah ada dua holding yang terbentuk, yaitu BUMN Tambang yang dipimpin PT Indonesia Asahan Alumunium/Inalum (Persero). Lalu, induk usaha Minyak dana Gas yang dipimpin PT Pertamina yang terbentuk awal tahun ini.
(Baca: Holding Migas Bisa Tingkatkan Pendapatan PGN Hingga Rp 14 Triliun)
Jika target Rini membentuk holding BUMN Karya terealisasi pada tahun ini, pekerjaan rumah Kementerian BUMN tinggal menyelesaikan induk usaha BUMN Keuangan pada 2019.
