Bank Syariah Mandiri (BSM) melakukan kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Dengan kerja sama ini, BSM akan menalangi tagihan klaim rumah sakit dan mitra BPJS Kesehatan, sebelum jatuh tempo pembayaran.
Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Kemal Imam Santoso mengatakan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan pelayanan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS) melalui fasilitas kesehatan. Kerja samanya berupa pembiayaan tagihan Supply Chain Financing (SCF) atau Islamic-Banking Supplier Financing (iB-SF) Mandiri Syariah bagi Faskes mitra BPJS Kesehatan.
"Rumah sakit (fasilitas kesehatan) yang memiliki tagihan kepada BPJS Kesehatan, pendanaannya akan dibantu BSM, sebelum kami dibayarkan," kata Kemal di Jakarta, Jumat (31/8).
Dukungan penyediaan finansial dari BSM bisa mempercepat arus kas dan perputaran modal bagi fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan. Dengan begitu, pembayaran klaim pelayanan kesehatan dapat lebih cepat.
(Baca: 3 Aturan BPJS Kesehatan untuk Kendalikan Fasilitas yang Tak Perlu)
Direktur Utama BSM Toni Subari mengatakan, kerja sama SCF ini ditujukan bagi seluruh jenis Faskes, baik Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Dia berharap SCF juga dapat mendorong peningkatan kualitas pelayanan bagi para peserta JKN-KIS.
Untuk tahap awal, Bank Syariah Mandiri mengalokasikan dana sebesar Rp 1 triliun untuk disalurkan kepada fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan. "Nanti kami evaluasi berkembang sesuai kebutuhan," kata Toni pada kesempatan yang sama.
Bank Mandiri Syariah telah bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan, terdiri dari rumah sakit, klinik kesehatan, dan lembaga pendidikan kesehatan. Kerja sama mencakup fasilitas pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, maupun cash management dengan prinsip syariah, termasuk di dalamnya dukungan supply chain untuk fasilitas kesehatan.
Toni berharap, kerja sama ini dapat berlanjut pada kerja sama lain seperti penggunaan produk Layanan Mandiri Syariah bagi pegawai dan mitra BPJS lainnya. Terutama, pembiayaan ritel seperti pembiayaan kepemilikan rumah, kendaraan, dan modal kerja.
(Baca: Jokowi Putuskan Tambal Defisit BPJS Kesehatan Pakai APBN)
BSM tidak mempermasalahkan keuangan BPJS Kesehatan yang masih mencatat defisit triliunan rupiah. Yang pasti BSM akan terus mendukung program pemerintah. "Ini kan masalah pengaturan cash flow. Bagi kami semuanya jelas cashflow-nya, underlying-nya ada, ini masalah waktu saja. Jadi, buat kami insya allah BPJS Kesehatan ini aman," ujarnya.
Terkait masalah defisit keuangan BPJS Kesehatan, Saat ini Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyerahkan hasil ulasan atas prognosa proyeksi keuangan. Kemal mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Menteri Keuangan perihal suntikan dana dari anggaran negara.
"Menkeu akan memproses dan menentukan berapa jumlah akan diberikan atau diinjeksikan kepada BPJS kesehatan," kata Kemal.
(Baca: Sederet Strategi Pemerintah Perkecil dan Tambal Defisit BPJS Kesehatan)