Lampaui Prediksi, Defisit BPJS Kesehatan 2017 Capai Rp 9,75 Triliun

Image title
16 Mei 2018, 19:27
BPJS kesehatan
ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

Kinerja keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan masih merah pada tahun lalu. Jumlah klaim yang harus dikeluarkan lebih besar dibandingkan nilai pendapatan dari iuran para pesertanya.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan jumlah pendapatan iuran dari program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hanya sebesar Rp 74,25 triliun. Sementara jumlah klaimnya mencapai Rp 84 triliun.

Meski begitu, dia tidak ingin selisih iuran dan klaim yang sebesar Rp 9,75 triliun dianggap sebagai defisit BPJS Kesehatan. Jika berbasis pada iuran dan klaim, maka selisihnya akan diperbaiki dengan pendekatan anggaran berimbang.

"Jadi, kami menghindari istilah defisit itu," katanya menjelaskan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta pada Rabu (16/5). (Baca: Pemerintah Cairkan Rp 3,6 Triliun untuk Tambal Defisit BPJS Kesehatan)

Dia mengatakan, sesuai komitmen Pemerintah, semua transaksi berjalan pada akhir tahun harus ditutup. Persoalan di dalam BPJS Kesehatan akan diselesaikan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Kesehatan.

Anggaran berimbang yang dimaksud ialah biaya yang harus dikeluarkan, berupa klaim, harus seimbang dengan pendapatan yang berupa iuran. Ada tiga opsi untuk menyeimbangkannya, apabila terjadi kekurangan pendapatan.

(Baca: Siasati Tunggakan, BPJS Kesehatan Gandeng Bank Debet Iuran Peserta)

Pertama, menyesuaikan iuran. Kedua, mengurangi anggaran pada pengeluaran yang berupa klaim. Ketiga, suntikan dana tambahan dari Anggaran Pendapatan dan Beban Negara (APBN). Dari ketiga opsi tersebut, BPJS Kesehatan mengambil opsi ketiga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...