Tersedot Bayar Utang dan Jaga Rupiah, Cadangan Devisa November Turun

Arief Kamaludin|KATADATA
Dolar
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yuliawati
8/12/2017, 18.55 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (cadev) pada akhir November 2017 sebesar US$ 125,97 miliar.  Jumlahnya menurun US$ 580 juta dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 126,55 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, peurunan cadev ini terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Selain itu, pada akhir tahun biasanya kebutuhan valuta asing (valas) meningkat.

"Penurunan cadev juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di BI sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk," tutur Agus dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (8/12).

Nilai tukar rupiah terus bertengger di level 13.500 per dolar AS sejak Oktober lalu. Di akhir Oktober, rupiah bahkan sempat beberapa kali menembus level 13.600 per dolar AS. Hal ini seiring dengan arus keluar modal asing, utamanya dari pasar saham, menyusul rencana bank sentral AS menaikkan bunga dananya.

(Baca: Cadangan Devisa Oktober Tergerus Akibat Intervensi BI Jaga Rupiah)

Meski cadangan devisa menurun, Agus juga menegaskan bahwa posisi saat ini cukup untuk membiayai 8,4 bulan impor. Atau bahkan 8,1 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah. Nilai cadev ini juga masih di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"BI menilai posisi cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," kata dia.

Kedepan, ia memastikan BI akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Hal tersebut didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang tetap positif, kinerja ekspor yang membaik, dan perkembangan pasar keuangan global yang kondusif.