Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pembentukan perusahaan induk atau holding perbankan secara tidak langsung akan mendukung program sejuta rumah. Sebab, holding ini akan membantu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

BTN sebagai bank milik negara memang mengkonsentrasikan diri dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). "Kalau digandakan kemampuan pembiayaannya kan artinya modalnya harus naik,” ujar Rini saat wawancara khusus dengan Tim Katadata, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/11) lalu.

Rini menjelaskan, kemampuan pembiayaan BTN pertahunnya hanya sekitar 500 ribuan rumah. Oleh karenanya, Rini mengkhawatirkan Rasio kecukupan modal (Capital to Adecuacy Ratio/CAR) BTN apabila pemerintah memaksa melakukan pembiayaan hingga satu juta rumah. “Sekarang belum (mepet), tapi kalau saya mau dorong untuk double, ya mepet (CAR nya)," ujarnya.

(Baca juga: BUMN Harus Mengerjakan Proyek yang Tak Diminati Swasta)

Rini menekankan, dengan membentuk sebuah holding, maka, gabungan perbankan dan lembaga keuangan di dalamnya bisa mencari pendanaan untuk disuntikkan ke BTN. Pembentukan holding, menurut Rini, juga akan membuat BUMN menjadi lebih mandiri karena tidak lagi memberatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui Penyertaan modal Negara (PMN).

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga CAR BTN dan menambah modalnya yakni dengan melakukan penerbitan saham baru. Dalam hal ini, penunjukan pimpinan holding perbankan menjadi penting.

Rini menjelaskan, pimpinan holding harus perusahaan yang 100% dimiliki negara. Dengan demikian, saat aksi korporasi ini dilakukan, saham pemerintah di BTN tidak akan terjadi delusi.

Direktur Strategic and Compliace BTN R. Mahelan Prabantarikso mengatakan, memang sampai saat ini, kemampuan pembiayaan KPR perusahaan hanya untuk 600 ribu rumah seperti yang ditargetkan sejak awal tahun. Namun, untuk melipatgandakan hingga satu juta rumah, Mahelan mengklaim CAR perusahaan masih siap.

Namun, memang ada beberapa aksi korporasi yang perlu dilakukan. "Bisa diperoleh dari peningkatan laba dan sekuritisasi. Dengan usaha ini, BTN masih bisa menargtkan bahkan satu juta dalam satu tahun" ujarnya.

Mahelan menyatakan, faktor lain yang memberatkan penyaluran kredit adalah penawaran (supply) para pengembang yang masih cukup minim. Sehingga, setiap tahunnya rata-rata pembiayaan KPR dari BTN hanya 500-600 ribu unit rumah.

Reporter: Miftah Ardhian