Pesatnya perkembangan inovasi teknologi telah berdampak pada perubahan bisnis perbankan di Indonesia. Inovasi seperti digitalisasi layanan, membuat kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor perbankan menjadi semakin berkurang.
Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan perbankan dalam negeri memang sudah mulai mengubah instrumen transaksinya dari yang bersifat konvensional menjadi digital. Alhasil, kebutuhan pembukaan kantor cabang baru yang memerlukan SDM besar pun semakin menyusut.
"Otomatis pertumbuhan pegawai perbankan akan mengikuti hal itu," ujar Kartika yang juga menjabat Direktur Utama Bank Mandiri saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (27/9).
Selain itu, pertumbuhan yang dialami perbankan pun tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Kartika mencatat, pada periode sekitar tahun 2010-2015, pertumbuhan perbankan bisa mencapai 25-30% per tahun, baik dipertumbuhan aset maupun kreditnya. Namun, dalam dua tahun terakhir pertumbuhannya melambat menjadi hanya 10-11%.
Meski begitu, proses rekrutmen pegawai perbankan secara total masih terus berjalan. Dirinya enggan menanggapi perihal adanya beberapa bank yang mengajukan pensiun sukarela ke pegawainya. Dia hanya mengakui ada satu atau dua bank yang agresif melakukan perpindahan dari sistem cabang dari yang berbasis kantor ke layanan digital. Akibatnya, kebutuhan akan pegawai pun semakin berkurang.
"Tapi secara total, rekrutmen (penerimaan karyawan) masih berjalan, walaupun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," ujar Kartika. (Baca: Inovasi Teknologi Ancam Bonus Demografi dan Lapangan Kerja)
Salah satu bank yang tengah bertransformasi menjadi bank digital adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Bank ini melakukan berbagai perubahan organisasi, kantor cabang, dan sumber daya manusia (SDM). Karyawannya ditawari berbagai opsi pengembangan karier hingga pensiun sukarela.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng menjelaskan perubahan ke arah layanan digital untuk mengimbangi perkembangan teknologi terkini. Kondisi ini mendorong BTPN melakukan berbagai penyesuaian di internal perusahaan, mulai dari jumlah kantor cabang hingga karyawan.
Penyesuaian karyawan itu terutama dari segi kompetensi dengan mengutamakan kemampuan di bidang teknologi. "Kami pasti rekrut (SDM) yang punya talenta information technology (IT), dan akan diperbanyak," ujarnya kepada Katadata di Jakarta, Rabu lalu (20/9).
Menurut Jerry, BTPN sudah menyampaikan tantangan bisnis perusahaan ke depan dan pentingnya perubahan kepada seluruh karyawan BTPN. “Tidak melakukan perubahan adalah ancaman serius terhadap keberlangsungan organisasi,” katanya dalam memo internal berjudul “Perubahan dan Peluang Memulai Karier Baru” kepada karyawan BTPN, yang salinannya dimiliki Katadata.
Sementara, Senior EVP Human Capital Bank Mandiri Sanjay Bharwan mengakui perkembangan teknologi ini sudah mulai mempengaruhi bisnis Bank Mandiri. Biasanya, Bank mandiri bisa membuka 400-600 kantor cabang tiap tahun, tapi sekarang jumlah terus menurun drastis dengan hanya 100-200 per tahun. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memanjakan masyarakat sehingga malas untuk datang lagi ke kantor cabang.
Alhasil, kebutuhan karyawan pun akan semakin sedikit ke depannya. "Selama ini belum ada penutupan cabang. Hanya memang pembukaannya yang melambat karena beralih ke channel elektronik," ujarnya.