Kredit BNI Semester I Diprediksi Tumbuh 15%, NPL Turun di Bawah 3%

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
5/7/2017, 14.23 WIB

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) memperkirakan kredit pada Januari-Juni atau semester pertama tahun ini tumbuh sekitar 15 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year on year). Pertumbuhan ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit periode sama tahun lalu yang mencapai 23,8 persen dengan nilai sebesar Rp 357,22 triliun.

"Semester-I ini sekitar 15 persenan. Memang lebih sedikit dibandingkan tahun lalu," ujar Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni saat ditemui usai acara HUT-BNI ke-71, di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Rabu (5/7).

BNI menargetkan pertumbuhan kredit 15-17 persen sepanjang tahun ini. Target pertumbuhan kredit bank pelat merah ini masih di atas pertumbuhan seluruh industri perbankan sekitar 12 persen.  (Baca: Kredit Tumbuh 21 Persen, BNI Raup Laba Kuartal I Rp 3,2 Triliun)

Baiquni menjelaskan, pada semester pertama tahun ini pertumbuhan kredit masih ditopang sektor infrastruktur. Sementara, yang paling rendah adalah di sektor pertambangan yang memang bukan sektor prioritas penyaluran kredit BNI.

Perseroan juga memperkirakan penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang berada di bawah 3 persen. "Setiap segmen kredit mengalami penurunan NPL," ujar Baiquni.

Padahal, pada tiga bulan pertama tahun ini rasio kredit bermasalah BNI mencapai 3 persen atau naik dari 2,8 persen pada kuartal I 2016. Salah satu nasabah yang macet adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang sejak tahun lalu menunggak Rp 1,3 triliun.

(Baca: Danai Infrastruktur, Kredit Bank Kembali Tumbuh di Atas 10 Persen)

Pada semester kedua tahun ini, BNI akan menggenjot penyaluran kredit terutama di sektor infrastruktur. Baiquni optimistis pertumbuhan semester kedua makin membaik dengan berbagai indikator ekonomi yang positif.  "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hampir menyentuh 6.000, ini sinyal positif. Inflasi juga di bawah perkiraan terutama saat lebaran ini. Makanya, investor asing datang," ujarnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya mencatat penyaluran kredit perbankan mulai meningkat seiring dengan naiknya permintaan kredit dari berbagai sektor. Setelah lama tumbuh di bawah 10 persen, akhirnya pertumbuhan kredit mencapai 10,4 persen pada Mei lalu.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menjelaskan, pertumbuhan kredit di bank pelat merah bahkan lebih tinggi yaitu mencapai 14 persen. Pertumbuhan kredit hampir merata di semua sektor, namun pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada sektor infrastruktur, kontruksi, pertanian, dan perdagangan.

Reporter: Miftah Ardhian