Bank Mandiri menghentikan sementara layanan Mandiri Online sejak Jumat (5/5) siang. Langkah tersebut diambil menyusul adanya banyak laporan kehilangan dana nasabah pengguna layanan yang menggabungkan layanan mobile banking dengan internet banking tersebut.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan pihaknya tengah melakukan investigasi mengenai masalah tersebut. “Sementara ini soal sistem, corrupt (kerusakan) di sistem. Dalam beberapa hari ini bila terbukti (dana nasabah hilang) karena persoalan sistem tadi, dananya akan dikembalikan,” katanya kepada Katadata, Jumat (5/5).
Menurut Rohan, bila betul persoalan sistem, bisa jadi dana nasabah tidak hilang. Rohan pun mencontohkan kasus tercatatnya dana Rp 1 triliun di rekening nasabah karena kesalahan sistem.
Meski begitu, Rohan tidak menutup kemungkinan raibnya dana nasabah akibat pembobolan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. “Kami tetap coba lihat ke arah situ, (tapi) bisa juga karena virus atau yang lain,” ujarnya.
Sejak Jumat siang, akun Twitter resmi Bank Mandiri dibanjiri keluhan nasabah mengenai layanan Mandiri Online yang tak berfungsi. Di antara keluhan-keluhan tersebut juga terselip laporan kehilangan dana.
Belum diketahui jumlah nasabah yang kehilangan dananya. Rohan juga tak menyebutkan angka pastinya. “Ada 14 juta pemilik rekening, kalau 50 dari 14 juta kan relatif sedikit,” ujarnya.
Ia pun menerangkan, nasabah yang merasa kehilangan dana bisa langsung melapor ke call center Bank Mandiri di nomor 14000. “Akan langsung dicatat,” ucapnya.
Adapun, layanan Mandiri Online diharapkan Rohan bisa segera digunakan kembali setelah adanya perbaikan sistem. “Mungkin sehari, dua hari sudah ada perbaikan,” ujarnya.
Mandiri Online adalah layanan transaksi keuangan yang menggabungkan layanan mobile banking dengan internet banking. Layanan ini baru saja diluncurkan Bank Mandiri pada 21 Maret lalu.