Penurunan Suku Bunga The Fed Makin Minim, Harga Bitcoin Anjlok

Hari Widowati
14 Januari 2025, 10:58
bitcoin
Flickr.com
Harga Bitcoin turun hingga ke level US$ 89.800 (Rp 1,45 miliar) pada Senin (13/1).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga Bitcoin jatuh ke level terendah dalam dua bulan terakhir karena pasar menyesuaikan diri dengan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat dari Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve.

Harga Bitcoin turun hingga ke level US$ 89.800 (Rp 1,45 miliar) pada Senin (13/1). Ini pertama kalinya Bitcoin berada di bawah level US$ 90.000 (Rp 1,46 miliar) sejak pertengahan November 2024.

Para pelaku pasar terus berspekulasi tentang perubahan regulasi kripto menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari. Kepala Riset Institusional Coinbase David Duong mengatakan faktor makro telah mendorong kinerja Bitcoin.

“Mengingat data ketenagakerjaan baru-baru ini, kekhawatiran The Fed mungkin tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga pada 2025 memberikan tekanan pada aset secara keseluruhan,” kata Duong kepada Decrypt, Senin (13/1).

Meski demikian, Duong menambahkan timnya “masih sangat optimis” terhadap kinerja Bitcoin pada kuartal fiskal pertama. Namun, ia mengakui perjalanan Bitcoin tidak mungkin mulus.

Duong menyebut Trump menata dirinya sebagai “presiden kripto” di jalur kampanye dan menjanjikan regulator akan lebih ramah terhadap industri di bawah kepemimpinannya. Trump juga berjanji untuk menciptakan persediaan Bitcoin yang strategis yang dapat mempengaruhi adopsi Bitcoin oleh pemerintah lain.

Namun, para pelaku pasar keuangan semakin ragu The Fed akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, karena data pasar tenaga kerja menunjukkan gambaran ekonomi AS yang kuat. Pada Rabu (14/1), Biro Statistik Tenaga Kerja akan merilis gambaran inflasi pertama tahun ini.

Pasar keuangan jatuh, pada Jumat (10/1), ketika BLS melaporkan para pengusaha AS menambahkan 256.000 pekerjaan di bulan Desember 2024. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi para ekonom yang memperkirakan ada 160.000 pekerjaan baru pada Desember lalu.

“Mengingat pasar tenaga kerja yang tangguh, kami sekarang berpikir siklus pemangkasan suku bunga The Fed telah berakhir,” kata Ekonom Senior BofA Global Research, Aditya Bhave, setelah BLS merilis laporan data pasar tenaga kerja, pada Jumat (10/1).

Pelonggaran Moneter AS Berakhir

Pada saat artikel ini ditulis, para pialang memperkirakan ada peluang 30% the Fed akan mempertahankan suku bunga hingga pertemuan Desember. Menurut data CME FedWatch, prediksi terbaru ini naik dari angka 16% seminggu yang lalu. Sebulan yang lalu, para pialang memperkirakan hanya 9% kemungkinan kampanye pelonggaran bank sentral AS telah berakhir.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung aset-aset berisiko seperti saham dan kripto. Pada saat yang sama, mereka dapat berkontribusi pada inflasi melalui biaya pinjaman yang lebih rendah dan peningkatan pengeluaran.

Pengukur inflasi pilihan Fed akan dirilis setelah para pembuat kebijakan berkumpul akhir bulan ini. Sementara itu, data Trading Economics menunjukkan para ekonom memperkirakan Indeks Harga Konsumen akan menunjukkan inflasi yang datar pada 2,7% dalam 12 bulan hingga Desember 2024.

Para analis mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi telah memberikan tekanan pada aset-aset berisiko di tengah kegelisahan makro. Pada Senin (13/1), imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor sepuluh tahun terus naik ke level tertinggi sejak Oktober 2023 di 4,799%, menurut TradingView.

Bulan lalu, The Fed mengisyaratkan mereka akan memangkas suku bunga pada laju yang lebih lambat dari perkiraan tahun ini. Para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini, bukan empat kali.

Sementara itu, notulen rapat The Fed pekan lalu menunjukkan para pembuat kebijakan berfokus pada perubahan kebijakan imigrasi dan perdagangan di bawah Trump. Mereka berhati-hati terhadap bagaimana hal tersebut dapat berkontribusi pada tekanan inflasi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...