Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) merupakan satu-satunya perusahaan yang mencetak uang Rupiah. Pabriknya ternyata didominasi oleh karyawan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Tidak ada perusahaan manapun di Indonesia yang mampu mencetak uang NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), kecuali Peruri. Saya persilahkan rekan media melihat proses percetakan tersebut secara langsung,” kata Direktur Utama Perum Peruri, Prasetio di Karawang, Rabu (18/1).
Pabrik uang Peruri berada di Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tak sembarang orang bisa masuk pabrik itu.
(Baca juga: Rambah Bisnis Digital, Peruri Targetkan Pendapatan Rp 4 Triliun)
Saat rombongan wartawan tiba dari Jakarta atas undangan Peruri pun pemeriksaan dilakukan dua kali. Di gerbang utama, tamu harus menyerahkan kartu identitas. Pengunjung tak akan bisa masuk tanpa terdata.
Selanjutnya, pada gerbang kedua, petugas akan kembali memeriksa para tamu. Setelah dinyatakan aman, tamu akan diarahkan ke ruang loker untuk meletakkan semua bawaannya: tas, dompet, kamera, dan telepon seluler harus ditinggalkan. Pengunjung hanya boleh masuk area pabrik dengan pakaian yang melekat di badan.
Dari sisi produksi, pabrik yang diresmikan pada 2005 ini sudah mengadopsi teknologi tinggi. Mesin cetak uang kertas berkapasitas 8500 lembar per jam hanya memerlukan satu operator saja. Begitu juga pemotongan uang sepenuhnya dikerjakan mesin.
(Baca juga: Risih Diterpa Hoax, Peruri Ajak Wartawan Tinjau Pabrik Uang)
Dalam pencetakan uang, hanya ada satu proses yang masih dikerjakan secara manual yakni pengecekan kualitas pada tahap akhir. Pada tahap ini, tampak ibu-ibu yang memeriksa lembar demi lembar uang kertas jadi.
Per Desember 2016, Peruri mempunyai karyawan organik sebanyak 2.047 orang. Dari jumlah itu, 2,68 persen bergelar Sarjana strata 2 (S2), 19,88 persen lulusan S1, 5,86 persen Diploma 3 (D3) dan 71,5 persen lulusan SMA ke bawah.
Prasetio mengakui bahwa komposisi karyawan tersebut belum ideal dan berjanji akan melakukan perbaikan. “Karena kompetensi ini sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia,” katanya.
(Baca juga: BI Laporkan Penyebar Hoax Pencetak Rupiah Baru ke Polisi)
Proses produksi dari pembuatan pelat cetak hingga pengiriman uang kertas ke Bank Indonesia selaku pemesan memakan waktu 21 hari. Sementara untuk uang logam prosesnya hanya 5 hari saja.
Tahun ini Peruri akan mencetak uang kertas sebanyak 12,9 miliar bilyet, dan uang logam sebanyak 2,5 miliar keping. “Jadi untuk uang kertas kira-kira target kita 1 miliaran per bulan lah,” kata Kepala Divisi Produksi Uang Peruri, Suhadak Bahariawan.