Rambah Bisnis Digital, Peruri Targetkan Pendapatan Rp 4 Triliun

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
18/1/2017, 18.26 WIB

(Baca juga: Sri Mulyani Bersiap Hadapi Ketua FPI soal Isu Palu Arit di Rupiah)

Saat ini, Prasetio menyatakan, sekitar 60 persen pendapatan Peruri berasal dari pesanan Bank Indonesia untuk mencetak Rupiah. Selain itu, 30 persen dari dokumen sekuritas dalam negeri, dan hanya 10 persen pendapatan dihasilkan dari pesanan mata uang dan dokumen sekuritas asing. “Kami menargetkan kontribusi dari pendapatan non-uang semakin besar,” ujarnya.

Tahun ini, Prasetio menyatakan bahwa Peruri akan mulai diversifikasi produk ke bisnis digital. Salah satunya adalah melalui pembuatan label sekuriti seperti barcode yang terhubung langsung dengan database untuk melacak keaslian suatu produk. Sistem seperti ini banyak digunakan oleh perusahaan farmasi untuk memproduksi obat dan vaksin.

Selain itu, Peruri juga akan mengembangkan Smart Card Industry. Ia mengatakan perusahaannya sudah memiliki kompetensinuntuk mencetak. Namun, untuk memenuhi pesanan skala besar perlu melakukan akuisisi dan merger dengan perusahaan lain.

(Baca juga: BI Laporkan Penyebar Hoax Pencetak Rupiah Baru ke Polisi)

“Sekarang banyak hal yang menyangkut security, sertifikat, materai, semua dielektronikan, e-pasport lah, e-materai dan lain-lain. Itu pasarnya, mau tidak mau kita akan masuk ke sana.” Kata Prasetio.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman