Risiko Arus Keluar Modal Asing di Akhir Tahun Perlu Diwaspadai

Arief Kamaludin|KATADATA
29/11/2016, 09.51 WIB

(Baca juga: BI Borong Surat Utang, Kejatuhan Rupiah Tertahan di Level 13.300)

Di sisi lain, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) hanya tumbuh 1,4 persen terhadap PDB. Padahal, FDI dibutuhkan untuk membiayai defisit transaksi berjalan. Akibatnya, rupiah melemah dan Bank Indonesia (BI) menguras cadangan devisa (cadev) untuk menjaga nilai tukar. Meski begitu, depresiasi rupiah tetap yang terburuk di kawasan Asia.

Saat ini, meski investor asing mulai mengambil ancang-ancang akan keluar, Gundy yakin nasib Indonesia akan berbeda dari 2013. Ia memproyeksikan ekonomi bisa tumbuh 5,3 persen tahun depan, lebih tinggi dari prediksi pada 2016 sebesar 5,1 persen.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan juga terkendali. Defisit menciut menjadi hanya 1,8 persen dari PDB per kuartal III-2016. Sementara FDI tumbuh 2,1 persen terhadap PDB. (Baca juga: Sri Mulyani: Hasutan dan Sinisme Hambat Perekonomian)

Di sisi lain, meski rupiah sempat menyetuh level 13.800 per dolar AS pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, cadangan devisa masih mencukupi. Posisi cadangan devisa sebesar US$ 115 miliar saat ini cukup untuk membiayai sembilan bulan impor dan 2,7 kali dari Utang Luar Negeri (ULN) jangka pendek. “Jadi kondisinya akan berbeda di 2017,” ujar dia. 

Halaman: