Bank-bank Kecil Berlomba Tambah Modal lewat Penjualan Saham Baru

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi, petugas mengitung uang rupiah. Guna memenuhi modal minimum yang disyaratkan OJK, sejumlah bank BUKU 1 bergerak cepat menggalang permodalan melalui skema right issue.
27/4/2020, 19.42 WIB

“Kami sampaikan bahwa di bulan ini kami telah menyelesaikan proses right issue dengan baik dan lancar. Hal ini merupakan upaya kami untuk meningkatkan permodalan agar dapat naik kelas ke BUKU 2,” ujar Direktur Kepatuhan Bank Artos Tjit Siat Fun kepada Katadata.co.id, Senin (27/4).

Bank Artos diketahui telah melaksanakan right issue pada 2-8 April 2020 dengan menerbitkan sebanyak 9,65 miliar saham baru seharga Rp 139 per lembar saham. Lewat aksi ini, Bank Artos memperoleh dana segar sebesar Rp 1,34 triliun.

Sebelum right issue, modal inti Bank Artos tercatat hanya sebesar Rp 662,11 miliar, sehingga dengan adanya dana segar hasil right issue maka modal intinya menjadi Rp 2 triliun. Jumlah ini jauh melampaui persyaratan modal inti minimum yang disyaratkan OJK untuk tahun ini.

Setelah aksi korporasi ini Bank Artos akan fokus untuk menjadi bank digital dengan memasang target bisnis yang tergolong tinggi.

Tahun ini, penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga ditargetkan masing-masing Rp 3 triliun. Padahal, dalam laporan keuangan per 31 Desember 2019, penyaluran kredit Bank Artos hanya Rp 284,7 miliar.

Tingginya target itu sejalan dengan perubahan model bisnis Bank Artos yang akan berkolaborasi dengan ekosistem digital yang ada. Adanya pandemi Covid-19 dikatakan Tjit Siat Fun justru semakin memantapkan perusahaan untuk mengambil fokus strategi digital.

(Baca: Jerry Ng dan Sugito Walujo Resmi Akuisisi Bank Artos Rp 243 Miliar)

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah