Laba bersih PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pada triwulan pertama 2020 anjlok 36,79% menjadi Rp 457 miliar dari Rp 723 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Turunnya laba lantaran melambatnya penyaluran kredit yang hanya tumbuh satu digit sebesar 4,6% menjadi Rp 253,25 triliun.
Direktur Utama BTN Pahala N. Mansury mengatakan bahwa dampak dari penyebaran virus corona di dalam negeri sejak awal Maret ini, sudah terasa di seluruh sektor. "Kondisi industri perbankan dan ekonomi nasional mengalami kontraksi akibat pandemi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/5).
Salah satu dampaknya terlihat pada naiknya rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) gross menjadi 4,91%, naik dari posisi 2,92% pada Maret 2019. Sementara NPL nett berada pada level 2,38%, naik dari 2,00%.
(Baca: BTN Siapkan Rp 22 Triliun untuk KPR Subsidi Selisih Bunga)
Meski demikian, Pahala meyakinkan bahwa berbagai strategi yang dijalankan sejak tahun lalu menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif BTN. Hal itu terlihat dari pendapatan bunga yang mencapai Rp 6,17 triliun dan laba operasional sebelum provisi Rp 870 miliar meskipun kredit hanya tumbuh tipis.
"Pendapatan bunga tersebut disumbang pertumbuhan kredit kami meski dampak Covid-19 cukup terasa. Pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal juga menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti ini," kata Pahala.
Adapun, untuk menjaga rasio pencadangan agar tetap kuat, BTN kembali memupuk provisinya dengan mengalokasikan dari laba operasional. Coverage ratio BTN melonjak ke level 105,66% per Maret 2020 dari 45,07% pada periode yang sama tahun lalu.
BTN mencatatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 18,73% atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62%. Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali.
(Baca: Bank BUMN Gencar Terbitkan Surat Utang Valas untuk Perkuat Likuiditas)
Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang hanya satu digit, dana pihak ketiga (DPK) juga hanya tumbuh 2,73% menjadi Rp 221,72 triliun dibandingkan periode triwulan I 2019 Rp 215,83 triliun.
Untuk melewati pandemi ini, Pahala mengungkapkan BTN akan terus memacu bisnis digital banking melalui layanan mobile banking. Adapun 1,2 juta akun telah menggunakan layanan digital banking BTN dengan total transaksi mencapai Rp 2,62 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Pengajuan KPR melalui BTN Properti Mobile juga mencapai lebih dari 9 ribu unit dengan nilai sekitar Rp3,11 triliun. “Kami optimistis tetap mencatatkan pertumbuhan pada kinerja bisnis kami kendati dampak dari pandemi ini masih akan membayangi ekonomi global maupun nasional,” kata Pahala.
(Baca: Performa 7 Bank dalam Pengawasan OJK yang Disorot dalam Audit BPK)