PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memperkirakan, realisasi tambahan modal dari Kookmin Bank Co. Ltd. bisa diterima sekitar Agustus 2020. Pasalnya, perusahaan perlu menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait skema penyuntikan modal tersebut.
"Secara eksplisit kan dana sudah ada karena sudah memasukkan. Tapi kan pada waktu pelaksanaan modal dibutuhkan RUPS," kata Direktur Utama baru Bukopin Rivan A. Purwantono kepada awak media di Jakarta, Kamis (18/6).
Rivan menjelaskan bahwa pengajuan mata acara agenda RUPS perlu dilakukan 45 hari sebelum RUPS digelar. Sementara, komitmen Koomin muncul sekitar dua pekan lalu, sehingga Bukopin yang hari ini menggelar RUPS Tahunan, tidak bisa memasukkan mata acara terkait penambahan modal.
Komitmen Kookmin Bank tersebut sudah terlihat dari ditempatkannya dana di escrow account sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,8 triliun. Salah satu bank terbesar di Korea Selatan itu ingin menjadi pemegang saham mayoritas di atas 51% dengan penyuntikan modal tersebut.
(Baca: RUPST Bukopin Resmi Tunjuk Rivan A. Purwantono jadi Direktur Utama)
Rivan mengatakan bahwa dalam sepekan ke depan, akan menyiapkan agenda RUPS untuk penambahan modal sembari memikirkan skema masuknya modal tersebut. "Apakah lewat PUT (Penawaran Umum Terbatas) lagi, berarti PUT VI dengan memberi kesempatan standby buyer-nya Kookmin Bank," katanya.
Rivan mengatakan, dengan adanya standby buyer yaitu Kookmin Bank dan sudah ada dana yang disetorkan ke escrow account, maka Bukopin tinggal membuatkan skema penawaran umum dan menawarkan kepada pemegang saham saat ini. "Kookmin Bank bilang bakal ambil rights semua, bahkan 51% ke atas," katanya.
Saat ini, Koomin Bank sudah memiliki 21,99% saham Bukopin. Sementara, 23,39% saham dikempit oleh PT Bosowa Corporindo. Pemegang saham lainnya yaitu Pemerintah Indonesia sebesar 8,91%. Sementara 45,69% saham dipegang oleh masyarakat umum.
Sementara itu, soal harga pelaksanaannya, Rivan masih enggan berkomentar karena perlu pembicaraan lebih lanjut antar-pemegang saham menjelang pelaksanaan PUT. "Harga relatif kan, percuma bicara harga kalau PUT-nya nanti Agustus. Paling penting prinsip PUT-nya," katanya.
(Baca: OJK: Kookmin Bank Sudah Setor Rp 2,8 T untuk Ambil Alih Bukopin)
Dengan adanya komitmen dari Kookmin Bank, diharapkan adanya perbaikan di Bukopin sehingga tingkat kepercayaan nasabah kembali tinggi. Pasalnya, selain komitmen dari Kookmin, ada komitmen dari Pemerintah dan OJK untuk mengawasi bank ini.
"Permasalah permodalan sudah tidak jadi isu dengan komitmen Kookmin," kata Rivan. "Tingkat kepercayaan masyarakat bisa kembali naik dan membaik, karena Pemerintah, regulator, pemegang saham, maupun manajemen baru akan menjaga bank ini jauh lebih bagus".
Adapun kondisi permodalan Bank Bukopin selama setahun terakhir berfluktuasi, namun dengan kecenderungan menurun. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal (CAR) atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang sempat naik menjadi 14,02% pada kuartal III 2019, namun terus turun pada kuartal IV dan kuartal I 2020.
Perkembangan CAR Bank Bukopin dapat dilihat pada databoks berikut ini.
(Baca: Mengenal KB Kookmin Bank yang Suntik Dana Segar ke Bukopin)