Suntikan Kookmin ke Bukopin Bisa Beri Sinyal Positif untuk Perbankan
Ekonom mengapresiasi komitmen Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Bukopin Tbk. Hal ini dinilai membawa sinyal positif bagi pasar, serta memperkuat kepercayaan publik pada sektor perbankan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, adanya komitmen Kookmin Bank menambah kepemilikan di Bukopin tergolong krusial, karena dapat memulihkan kepercayaan nasabahnya. Apalagi di tengah isu buruk seputar Bukopin akhir-akhir ini, di mana banyak nasabah terpancing menarik dananya.
“Apa yang terjadi pada Bukopin sudah mengarah pada rush money,” kata Pieter, dalam seminar virtual atau webinar bertajuk 'Kesehatan Bank dan Isu Politik di Tengah Pandemi', Kamis (2/7).
Meski demikian, Pieter mengapresiasi respon cepat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia mengatakan OJK berhasil menghalau isu liar di publik, dengan mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa Bukopin akan memperoleh likuditas tambahan dari bank asal Korea Selatan (Korsel) tersebut.
Menurut Pieter, permasalahan yang dihadapi Bukopin hanya soal perlunya tambahan likuiditas. Itu artinya, dengan komitmen dari Kookmin Bank, kepercayaan nasabah bisa pulih kembali.
(Baca: Direstui OJK, Kookmin Bank Bakal Genggam 37,6% Saham Bukopin)
“Dengan adanya komitmen dari KB Kookmin ini, saya yang juga nasabah, yakin Bukopin bisa melewati masa sulit ini,” ujarnya.
Di saat yang sama, Chief Economist PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan, dengan komitmen Kookmin Bank dan Bosowa dalam aksi penawaran umum terbatas kelima (PUT V) Bukopin, maka isu seputar bank ini seharusnya bisa ditutup.
Komitmen dua pemegang saham utama ini, dinilai mampu meningkatkan kepercayaan diri manajemen Bukopin. Kini, pekerjaan rumah pihak manajemen adalah, mampu mengelola dana yang akan masuk, dengan kredibel dan berkelanjutan. Efek ke depan, kepercayaan nasabah terhadap Bukopin akan kembali terbentuk.
“Selain itu, adanya technical assistants dari BNI dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di bidang treasury dan risk management, juga bisa menguatkan tata kelola Bukopin ke depan,” ujarnya.
Masuknya Kookmin Bank juga dinilai Ryan, menjadi sinyal positif dari pasar. Ia memperkirakan, Bukopin berpotensi profit dalam jangka waktu menengah dan panjang. Selain itu, masuknya bank asal Korsel ini juga bisa menjadi pemicu masuknya investor asing lainnya ke Indonesia.
“Jadi ini positif, karena bisa menjadi simbol yang menyatakan Indonesia terbuka terhadap investor asing.” kata Ryan.
Seperti diketahui, Bukopin bersiap menggelar PUT V dengan menerbitkan saham baru menggunakan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dua pemegang saham utama Bukopin, yakni Bosowa Corporindo dan KB Kookmin Bank, menyatakan kesiapannya melaksanakan rights issue. Bahkan, Kookmin menyatakan kesiapannya menjadi pembeli siaga untuk menyerap seluruh saham yang akan diterbitkan Bukopin melalui PUT V.
Jika Kookmin Bank merealisasikan komitmennya menyerap seluruh saham baru yang dikeluarkan, maka bank asal Korsel ini menjadi menjadi pemegang saham pengendali, dengan porsi kepemilikan 37,6%.
Sebagai informasi, berdasarkan persetujuan RUPSLB, jumlah saham yang akan diterbitkan Bukopin terdiri dari saham kelas B sebanyak 4,66 miliar unit atau 40% dari jumlah saham beredar saat ini. Harga pelaksanaan untuk aksi rights issue ini ditetapkan Rp 180 per saham.
(Baca: Alotnya Ganti Nakhoda dan Jalan Keluar Mengisi Kantong Bukopin)