Kredit Korporasi dan Perorangan Makin Tertekan Covid-19

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Sejumlah pengendara melintas di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (7/5/2020).
30/11/2020, 17.23 WIB

Bank Indonesia mencatat kontraksi penyaluran kredit perbankan semakin dalam pada Oktober 2020, yaitu 0,9 % secara tahunan. Angka ini jauh lebih anjlok dari September yang minus 0,4 %.

Beberapa ekonom menilai rendahnya kredit ke korporasi dan perorangan seiring pesimisme para debitur untuk berekspansi di tengah penyebaran Covid-19 yang masih tinggi.

Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan pertumbuhan kredit perbankan tercatat Rp 5.484,9 triliun. Kredit kepada perusahaan ini turun lebih dalam, dari kontraksi 0,7 % pada September 2020 menjadi minus 1,6 % pada Oktober 2020.

“Sementara penyaluran kredit pada debitur perorangan melambat dari 0,7 % menjadi 0,6 %,” tulis Junanto dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (30/11).

Berdasarkan jenis penggunaannya, seretnya kredit dipengaruhi oleh melambatnya kredit investasi (KI), kredit konsumsi (KK), serta kredit modal kerja (KMK). Misalnya, kredit investasi hanya tumbuh 1,4 %, melambat dibandingkan bulan sebelumnya 3,4 %.

Secara sektoral, perlambatan terjadi di pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. KI sektor tersebut melambat, dari 1,2 % menjadi 0,8%, terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dan Kalimantan Timur.

Demikian juga sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR). Kredit investasi sektor ini tumbuh negatif 1,9 %, turun lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya 1,6%. Penurunan khususnya pada perdagangan besar bahan bakar di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Untuk kredit konsumsi, kondisinya melemah dari 0,8 % menjadi 0,1 % yang disebabkan oleh perlambatan pada kredit kendaraan bermotor (KKB) serta kredit multiguna. KKB terkontraksi hingga 21,2 %, semakin dalam dari negatif 18 % pada September 2020. Sedangkan, pertumbuhan kredit multiguna melambat dari 43,7 % menjadi 42,1 %.

Sementara itu, KMK masih melanjutkan pertumbuhan negatifnya meski tidak sedalam periode September dari 3,1 % menjadi 2,7 %. Ini terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

KMK sektor industri pengolahan tumbuh negatif 1 %, tidak sedalam bulan sebelumnya yang minus 1,7%. Perbaikan tersebut terutama terjadi pada kredit industri pupuk.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria