bank bjb Mendorong Pertumbuhan UMKM pada Masa Pandemi

BJB
Penulis: Padjar Iswara - Tim Publikasi Katadata
6/8/2021, 08.47 WIB

BANDUNG – Dampak pandemi Covid-19 terhadap kemerosotan ekonomi salah satunya dirasakan oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Banyak pelaku UMKM yang harus mengalami penurunan pendapatan secara drastis atau bahkan gulung tikar dalam 1,5 tahun terakhir. Padahal, sektor UMKM salah satu tulang punggung perekonomian negara.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan UMKM termasuk salah satu usaha yang paling terpuruk. “Pemulihan ekonomi nasional tidak bisa mengabaikan UMKM karena 99 persen pelaku usaha adalah mereka,”  kata Teten seraya menambahkan, bahwa pelaku UMKM perlu dukungan yang mudah dijangkau agar ekonomi nasional terus berputar.  

Teten menyampaikan hal tersebut dalam webinar Dukungan Perbankan Terhadap UMKM di Masa Pandemi yang disiarkan secara live di YouTube Tempo Media Group, Kamis (5/8).

Teten memaparkan, ada tiga kategori pelaku UMKM yang terdampak di masa pandemi Covid-19. Pertama, kelompok yang usahanya harus tutup. Kedua, mengalami penurunan pendapatan hingga menganggu arus kas, dan ketiga, mereka yang berhasil melakukan inovasi serta adaptasi hingga tetap mengalami pertumbuhan bisnis.

"Tapi agar UMKM dapat terus risilien dan berinovasi di tengah pandemi ini, literasi digital masih menjadi salah satu hambatan," ungkap Teten.

Di tengah situasi krisis ini, perbankan menjadi salah satu sektor yang diharapkan dapat berpartisipasi mendorong pemulihan ekonomi. Sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD), bank bjb memiliki komitmen yang selaras dengan pemerintah pusat dan juga daerah untuk membangkitkan kembali UMKM sebagai bagian dari pemulihan ekonomi.

Fokus utama bank bjb dalam memulihkan UMKM di masa pandemi, yakni dari sisi pembiayaan dan peningkatan kapasitas pelaku usaha. Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari mengatakan, dalam memulihkan UMKM, bank bjb melakukannya dari sisi pembiayaan maupun peningkatan kapasitas pelaku usaha, termasuk di dalamnya pelatihan literasi digital.

“Semua upaya tersebut kami lakukan lewat platform digital sehingga dapat menekan mobilitas masyarakat," ungkap Nancy Adistyasari.

Nancy menjelaskan, bank bjb mendukung UMKM lewat bantuan permodalan kredit UMKM yang kini juga dapat diakses secara digital. Tak sekedar membantu modal, bank bjb menyalurkan bantuan lewat pola kemitraan sehingga para pelaku usaha sekaligus mendapat jaminan pasar bagi produk-produknya.

Bank bjb berfokus dengan pembiayaan pola kemitraan. “Jadi kami carikan dulu off taker-nya yang bisa membeli bisnis para pelaku UMKM, sehingga pelaku UMKM bisa suplai produk mereka ke para pemain besar ini,” kata Nancy. Dengan strategi ini, ujar dia, keuntungannya, harga jadi lebih stabil dan tingkat kesejahteraan pelaku usaha pun dapat meningkat

Lebih lanjut dia mengatakan, upaya peningkatan kapasitas pelaku usaha lewat serangkaian pelatihan yang dilangsungkan secara digital. Untuk hal ini, bank bjb memiliki program khusus yang dinamai bjb PESAT (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu).

Ada beberapa kategori bagian dalam program ini, mulai i cara meningkatkan kapasitas usaha pelaku UMKM yang sudah ada lewat pelatihan dan seminar maupun untuk mendorong kemunculan wirausaha baru. “Untuk yang kedua ini kami bimbing dari nol soal bagaimana memulai usaha, melakukan pencatatan kas dan sebagainya," ujar Nancy.

Upaya tersebut memberi askes permodalan dan peningkatan kapasitas--dilakukan bank bjb dengan memanfaatkan teknologi digital--sehingga, program yang diberikan dapat dijangkau dengan lebih mudah.

"bank bjb juga menghaturkan terimakasih kepada para pemerintah daerah yang memiliki fokus besar dalam meningkatkan kesejahteraan UMKM di masa pandemi,” kata dia,”sehingga program-program yang dicanangkan bank bjb dapat selaras dengan tujuan pemulihan ekonomi nasional."