Mayoritas UMKM Belum Terima Kredit Meski Penyaluran Capai Rp 1.135 T

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. BI mencatat, terdapat 69,5% UMKM yang belum menyalurkan kredit.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/9/2021, 16.47 WIB

Bank Indonesia mencatat, penyaluran kredit perbankan kepada UMKM hingga Juli sudah mencapai Rp 1.135 triliun atau 20,51% dari total kredit. Namun, penyaluran kredit ini masih berada di bawah permintaan UMKM yang diperkirakan mencapai Rp 1.600 triliun. Mayoritas UMKM juga belum menerima kredit.

"Survei BI menunjukan, baru 30,5% pelaku yang menerima kredit," ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Juda Agung dalam diskusi virtual dengan media, Jumat (3/9).

Juda mengatakan, masih terdapat 69,5% pelaku UMKM yang belum menerima kredit. Sebanyak 43,1% di antaranya membutuhkan kredit, sedangkan 26,4% tidak membutuhkan kredit.

BI juga menghitung, potensi permintaan dari 43,1% UMKM yang membutuhkan kredit mencapai Rp 1.605 triliun. Potensi permintaan ini terdiri dari  usaha menengah mencapai Rp 740 triliun, usaha kecil Rp 534 triliun, dan usaha mikro Rp 331 triliun. 

Menurut Juda, potensi penyaluran kredit UMKM yang masih besar karena sektor ini cukup resilien di tengah pandemi Covid-19. Hal ini juga tercermin dari kredit UMKM yang berhasil tumbuh positif 1,93% pada Juli lalu, bersama dengan pemulihan pada kredit konsumsi 2,4%.

Berdasarkan klasternya, kredit usaha kecil tumbuh 16,93% secara tahunan, usaha menengah tumbuh 5%, sedangkan usaha mikro masih terkontraksi 21%. Capain tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit secara kesluruhan yang hanya 0,5%.

"Ini yang menunjukkan bahwa UMKM sangat agile, begitu mobilitasnya direlaksasi, maka dia dengan cepat melakukan penyesuaian diri, demand kreditnya juga meningkat," kata Juda.

Selain itu, menurut Juda, keberadaan UMKM dalam struktur ekonomi nasional sangat kuat. UMKM menyumbang 99,99% dari total pangsa perusahaan atau sebanyak 65,5 juta unit, sedangkan usaha besar yang jumlahnya 5.637 unit hanya menyumbang 0,01%.

Ia menyebut, kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja juga sangat tinggi. Terdapat 119,6 juta tenaga kerja bekerja di sektor UMKM atau 96,92% dari total tenaga kerja, Sementara usaha besar menyerap 2,81 juta tenaga kerja atau 3,08% dari total tenaga kerja,

Kontribusi UMKM terhadap PDB juga cukup konstan. Nilai ekonomi UMKM mencapai Rp 7,034,1 triliun atau 57,1% terhadap PDB nasional. Sedangkan usaha besar berkontribusi 42,86% atau Rp 5.275,8 triliun.

Bank Indonesia pada Rabu (2/9) mengeluarkan beleid baru untuk mengenjot penyaluran kredit UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah. Dalam skema baru rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) tersebut, perbankan diwajibkan menyalurkan kredit minimum 20% kepada UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah mulai Juni 2022. Lalu meningkat menjadi 25% pada 2o23 dan 30% pada 2024.

 

Reporter: Abdul Azis Said