BCA Bagi Dividen Interim Rp 3 Triliun Bulan Depan, Simak Jadwalnya

Arief Kamaludin (Katadata)
PT Bank Central Asia Tbk
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
8/11/2021, 10.19 WIB

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan membagikan dividen interim tunai sebesar Rp 25 per saham untuk tahun buku 2021, yaitu periode 1 Januari sampai 30 September. Keputusan ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi dan Dewan Komisaris pada 4 November 2021.

Berdasarkan pengumuman di salah satu media massa, BCA memberikan jadwal pembagian dividen interim. Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) di pasar reguler dan negosiasi pada 16 November 2021, sementara di pasar tunai pada 18 November 2021.

Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar reguler dan negosiasi rencananya jatuh pada 17 November 2021, sementara di pasar tunai pada 19 November 2021. BCA akan menetapkan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen (record date) pada 18 November 2021 pukul 16.15 WIB.

"Tanggal pembayaran dividen interim tunai tahun buku 2021 rencananya dilakukan pada 7 Desember 2021," kata Direksi BCA dikutip dari pengumuman di salah satu surat kabar, Senin (8/11).

Seperti diketahui, BCA baru saja melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Akibatnya jumlah saham yang beredar meningkat menjadi 123,27 miliar unit saham. Sehingga, total dividen interim yang dibagikan Rp 3,08 triliun.

Berdasarkan data bulanan registrasi pemegang efek BCA per Oktober 2021, PT Dwimuria Investama yang merupakan bagian dari Grup Djarum diperkirakan mendapat dividen interim Rp 1,69 triliun karena memiliki 67,72 miliar saham atau setara 54,94%. Sedangkan masyarakat mendapat Rp 1,38 triliun karena punya 55,54 miliar saham atau 45,06%.

Dividen yang dibagikan tersebut diambil dari laba bersih BCA periode Januari-September 2021. BCA bukukan laba bersih Rp 23,19 triliun hingga triwulan III 2021 atau naik 15,8% dari periode sama tahun lalu Rp 20,03 triliun. Salah satu pemicu pertumbuhan laba ialah terjadinya penurunan biaya pencadangan bank.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan BCA mengantongi pendapatan operasional Rp 57,6 triliun per September 2021 atau naik 3,1% dari Rp 55,89 triliun secara tahunan. Penyokong utamanya adalah pendapatan bunga bersih Rp 42,15 triliun, naik 3,3% dari Rp 40,8 triliun.

Sementara itu, BCA harus menanggung beban operasional senilai Rp 21,18 triliun sampai triwulan III 2021. Catatan tersebut turun 4,1% dari periode sama tahun lalu Rp 22,08 triliun.

Alhasil, BCA catatkan laba sebelum provisi atau pre-provision operating profit (PPOP) Rp 36,42 triliun atau naik 7,7% dari Rp 33,8 triliun. Pada triwulan III-2021, BCA menurunkan biaya provisi, totalnya menjadi Rp 7,64 triliun atau turun 16,2% dari Rp 9,12 triliun.

Dengan penurunan provisi tersebut, laba bersih BCA naik 15,8% secara tahunan. Jahja mengatakan, hal tersebut juga tidak lepas dari upaya pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk mengakselerasi program vaksinasi.

"Sehingga aktivitas bisnis mulai menunjukkan pemulihan seiring peningkatan mobilitas," kata Jahja dalam paparan publik secara virtual, Kamis (21/10).

Reporter: Ihya Ulum Aldin