Bukopin Tetapkan Harga Saham Baru Rp 200, Incar Dana Rp 7,04 Triliun

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Suasana pelayanan nasabah di kantor pusat Bank Bukopin, MT Haryono, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
10/11/2021, 19.52 WIB

Manajemen menilai, Indonesia-Korea Business Link merupakan proporsi nilai unik yang dimiliki Bukopin. "Perseroan memiliki akses kepada perusahaan-perusahaan Korea yang mengembangkan bisnisnya di Indonesia," kata manajemen.

Sementara itu, sekitar 16% dana rights issue akan digunakan untuk Investasi dalam kaitannya untuk pengembangan di bidang teknologi informasi. Beberapa di antaranya adalah, mengembangkan Next Generation Banking System dan Digital Banking yang direncanakan diselesaikan dalam 5 tahun, serta rebranding.

Niat menggunakan dana rights issue untuk penyaluran kredit baru berkualitas baik tersebut dilakukan di tengah rasio kredit seret atau non-performing loan (NPL) Bukopin yang membengkak.

Per Juni 2021, rasio NPL gross Bukopin mencapai 8,56%, meningkat dari 5,25% pada periode sama tahun lalu. Sementara, NPL net Bukopin di level 4,92% atau meningkat dari 3,33%.

Meski rasio NPL meningkat, secara konsolidasi laba bersih Bukopin mencapai Rp 162,45 miliar atau meroket 200% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 54,12 miliar. Padahal, pendapatan bunga bersih hanya Rp 458,9 miliar atau turun 47,92% dari Rp 881,17 miliar.

Laba bersih Bukopin meroket karena mengantongi pendapatan lainnya mencapai Rp 1,3 triliun atau meroket 356,53% dari Rp 286,11 miliar. Alhasil, setelah dikurangi sejumlah beban, total laba operasional Bukopin menjadi Rp 233,46 miliar atau meningkat 246,89% dari Rp 67,3 miliar. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin