PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menyiapkan dana maksimum Rp 3 triliun untuk membeli kembali (buy back) sahamnya.
Aksi korporasi ini rencananya akan dilakukan setelah perseroan mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 1 Maret 2022 mendatang. Jika disetujui, aksi buy back saham akan diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah RUPST atau pada 31 Agustus 2023.
"Pelaksanaan buyback melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memperhatikan kondisi likuiditas serta permodalan perseroan dan peraturan yang berlaku," tulis manajemen BRI dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (24/1).
Sebelumnya, perseroan telah melakukan pembelian kembali saham pada 2015 dan 2020 lalu. Aksi tersebut berhasil meningkatkan engagement pekerja. Dalam hal ini, program tersebut diimplementasikan dalam bentuk insentif maupun reward sehingga pekerja terdorong berkontribusi lebih optimal terhadap pencapaian target Perseroan.
Oleh karenanya, perseroan bermaksud memenuhi aspirasi pekerja untuk meningkatkan kepemilikan saham BBRI. Selain pekerja, program kepemilikan saham dapat pula diperuntukan bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
Pelaksanaan buyback diprediksikan tidak akan mempengaruhi perseroan, baik pendapatan maupun biaya operasional, secara signifikan. Dengan demikian, pelaksanaan buyback diyakini tidak akan berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha perseroan.
Dalam hal ini, modal kerja, arus kas dan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan cukup untuk pembiayaan buyback bersamaan dengan kegiatan usaha perseroan.
"Buyback akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku," jelas manajemen.
Adapun, saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham pekerja dan/atau direksi dan dewan komisaris perseroan. Alokasi saham hasil buyback untuk program tersebut dirancang bertahap dimulai pada tahun 2022.
Untuk itu, perseroan menyusun perkiraan jadwal dan rencana pelaksanaan program yang berkelanjutan. Dengan demikian, pada saat proses pengalihan saham hasil buyback, perseroan akan menghentikan sementara buyback melalui BEI. Selaras dengan itu, perseroan akan melanjutkan kembali buyback setelah pengalihan sebagian saham hasil buyback dilakukan.
Berdasarkan laporan keuangan BRI, total ekuitas naik 40,2% menjadi Rp 280,2 triliun per September 2021 dari posisi Rp 199 triliun pada akhir 2020. Sementara itu, liabilitas juga tercatat tumbuh 4,78% menjadi Rp 1.339 triliun dari sebelumnya Rp 1.278 triliun pada akhir 2020. Di sisi lain, perseroan berhasil membukukan laba sebesar Rp 19,07 triliun per September 2021.