Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit pada Januari 2022 mencapai Rp 5.700 triliun, tumbuh 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini juga lebih kencang dibandingkan bulan sebelumnya 4,9%.
"Peningkatan penyaluran kredit pada Januari 2022 terutama terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi (KK), sementara kredit investasi (KI) tumbuh stabil," demikian tertulis dalam laporan BI, Rabu (23/2).
Pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) terakselerasi dari 6,1% pada Desember 2021, menjadi Rp 7,3% pada bulan lalu. Peningkatan terutama terjadi pada kredit sektor industri pengolahan yang tumbuh 10,2%. Peningkatan terjadi untuk kredit pada industri minyak goreng dari kelapa di Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Kredit KMK untuk sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) juga menguat dengan pertumbuhan 5%. Kinerja ini terutama ditopang peningkatan kredit untuk perdagangan dalam negeri makanan, minuman dan tembakau lainnya di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Sementara itu, kinerja kredit konsumsi tumbuh 4,9%, di atas pertumbuhan bulan sebelumnya 4,6%. Pendorong utamanya dari penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna.
"Kredit KPR tumbuh meningkat dari 9,7% menjadi 10,1% pada bulan Januari 2022, terutama kredit untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 sampai dengan 70 di Jawa Timur dan Jawa Barat," kata BI.
Kredit multiguna juga tumbuh menguat dari 3% menjadi 3,2%. Perbaikan juga terlihat dari penyaluran kredit kendaraan bermotor, meski masih terkontraksi 3% tetapi lebih kecil dari kontraksi bulan sebelumnya 6,2%.
Di sisi lain, kredit investasi (KI) stagnan di pertumbuhan 3,2%. Terdapat peningkatan penyaluran kredit di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tetapi diimbangi oleh penurunan kinerja untuk kredit di sektor PHR.
Dalam laporan ini, BI juga menunjukkan penyaluran kredit untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada bulan lalu juga melanjutkan pertumbuhan yang makin kuat sebesar 13,3%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 12,3%. Peningkatan terutama untuk kredit kepada usaha mikro yang tumbuh dari 61,9% menjadi 73,2%. Sebaliknya, kredit untuk usaha kecil dan menengah melemah.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
BI melaporkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) melambat pada bulan lalu. Penghimpunan DPK mencapai Rp 7.116,7 triliun, tumbuh 11,9% atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya pertumbuhan 12,1%.
Perkembangan DPK tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan giro dan simpanan berjangka. Simpanan berjangka tumbuh 3,2% dari bulan sebelumnya berhasil tumbuh di 3,8%. Sementara giro tercatat tumbuh 25,4%, juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya mencapai 27%.
"Di sisi lain tabungan mencatat peningkatan pertumbuhan dari 11,7% menjadi 13,1% pada Januari 2022, baik pada tabungan rupiah maupun valas," tulis BI.
Perlambatan penghimpunan DPK terjadi di tengah penurunan suku bunga simpanan dan pinjaman yang berlanjut pada bulan lalu. Rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat sebesar 9,11% atau turun 5 bps dari bulan sebelumnya. Demikian pula rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka yang turun untuk seluruh jenis tenor.