Likuiditas Memadai, BFI Finance Belum Berniat Naikkan Bunga Kredit

Dokumentasi BFI Finance
PT BFI Multifinance Tbk (BFIN)
28/10/2022, 12.17 WIB

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mengaku belum berniat menaikkan bunga kredit nasabah, meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan yang berdampak pada bunga pinjaman bank dan obligasi, sebagai sumber dana multifinance.

Direktur Keuangan BFI Finance Indonesia Sudjono mengatakan, sepanjang 2022, pihaknya mendapat banyak pinjaman modal baru dengan suku bunga yang atraktif. Dengan likuiditas yang memadai, perusahaan tidak khawatir kenaikan suku bunga acuan akan berdampak langsung pada bunga pinjaman perusahaan secara keseluruhan.

"Jadi saat ini BFI belum menyesuaikan suku bunga pinjaman kepada konsumen, karena kami rasa market (pasar) masih kondusif," ujar Sudjono dalam Konferensi Pers, dikutip Jumat (28/10).

Selama ini, perusahaan multifinance mengandalkan pinjaman modal bank dan obligasi sebagai sumber pendanaan mereka dalam memberi pinjaman kepada nasabah.

Dia memaparkan, kenaikan bunga pinjaman modal oleh perbankan dan imbal hasil obligasi lembaga keuangan merupakan hal yang wajar terjadi saat ini, dan tak perlu dikhawatirkan selama likuiditas masih tersedia.

"Kalau likuiditasnya berlimpah tapi bunga naik, ujung-ujungnya adalah faktor demand and supply (permintaan dan penawaran). Kalau penawaran banyak, tentu bunganya akan lebih kompetitif. Hal itu yang kami dapatkan sepanjang 2022," ujarnya. 

Kendati demikian, BFI Finance tak menutup kemungkinan untuk menyesuaikan bunga pinjaman ketika suku bunga pinjaman modal terus meningkat signifikan, seperti halnya seluruh industri perbankan dan pembiayaan lain.

"Tapi apabila suku bunga pinjaman meningkat signifikan dan berdampak, kami akan menyesuaikan juga," katanya.

Berdasarkan laporan keuangan, BFI Finance membukukan laba bersih Rp 1,3 triliun pada kuartal III 2022, atau naik 64,5% dari kinerja laba periode yang sama tahun lalu, Rp 796 miliar.

Persentase rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) BFI Finance juga masih stabil di rasio bruto 1,09%.  jangkauan NPF terhitung mencapai 4,2 kali, diimbangi dengan proses penagihan berbasis sistem yang efisien dan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dari sisi penyisihan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Dari total piutang yang dikelola sebesar Rp 18,4 triliun, portofolio pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2% atau ekuivalen dengan Rp 12,5 triliun. Disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin dengan porsi 12,7%, pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3%, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebanyak 2,8%, serta pembiayaan syariah dan lainnya 5,0%.

Seiring dengan geliat aktivitas dan ekonomi masyarakat, restrukturisasi konsumen juga turut melandai dengan nilai restrukturisasi tersisa sebesar 2,9% dari nilai total piutang pembiayaan. Sebanyak 77,1% dari sisa restrukturisasi tersebut turut dilaporkan telah kembali ke pembayaran normal. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail