Pembayaran dengan dompet digital atau e-wallet menjadi metode yang paling digemari masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil survei Insight Asia terkait metode pembayaran, mayoritas responden atau sebanyak 71% aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai macam transaksi.
Sementara itu, sebanyak 49% responden memilih penggunaan uang tunai, 24% responden memilih transfer bank, Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) 21%, paylater 18%, kartu debit 17%, dan VA transfer 16%.
Hasil riset juga menyimpulkan, Gopay menjadi platform dompet digital yang paling banyak digunakan oleh konsumen dalam lima tahun terakhir. Sekitar 71% pengguna dompet digital pernah menggunakan Gopay. Selanjutnya, 70% responden pernah menggunakan OVO. Pengguna DANA 53%, dan ShopeePay sekitar 51% responden pernah menggunakan.
Namun, apa saja yang membuat masing-masing merek dompet digital unggul di masyarakat?
Research Director InsightAsia, Olivia Samosir mengatakan salah satu faktor yang membuat sebuah dompet digital unggul adalah yang dapat memberikan rasa keamanan kepada para penggunanya.
“Yang dapat membuat e-wallet unggul adalah yang dapat memberikan peace of mind atau ketenangan pikiran. Karena aman digunakan dan memastikan saldo konsumen terlindungi, mudah sekaligus nyaman digunakan dalam bertransaksi,” ujar Oliva dalam acara E-Wallet Industry Outlook, Jakarta, Senin (28/11).
Tak hanya itu, faktor-faktor lain seperti bebas limit penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal menjadi pertimbangan para konsumen dalam memilih dompet digital.
“Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen,” lanjut Olivia.
Riset InsightAsia juga menemukan kecenderungan penggunaan dompet digital telah berkembang dari sekadar pembayaran menjadi pengelolaan uang seperti transfer uang, menyediakan riwayat transaksi, dan fitur bayar belakangan atau pay later.
Maka dari itu, banyak masyarakat yang menggunakan merek-merek dompet digital yang berbeda secara bersamaan.
“Kedepannya kami melihat para konsumen mencari sesuatu yang berbeda dan kalau kita lihat ada yang pakai untuk money transfer, atau merasa diuntungkan dengan sistem pay later nya, dan akses ke pay later itu tidak semua e wallet memiliki ketentuan yang sama. Maka dari itu banyak masyarakat yg menggunakan dua hingga tiga aplikasi sekaligus. Makin banyak pilihan yang diberikan maka makin banyak pilihan servis yang dicari oleh masyarakat di dompet digital yang berbeda,” ujar Olivia.
Namun pada akhirnya, hanya dompet digital yang dapat mempertahankan konsistensi lah yang dapat bersaing di pasar.
“Konsistensi dalam men-deliver atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan lah yang pada akhirnya akan menciptakan Consumer Experience atau pengalaman konsumen yang menyenangkan dan membuat konsumen setia untuk terus menggunakan brand tersebut,” tutup Olivia.
Survei ini dilakukan dalam rangka Bulan Fintech Nasional, dengan melibatkan 1.300 responden dan dilaksanakan di tujuh kota besar di Indonesia, meliputi Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang dan Pekanbaru. Survei dilakukan pada 19-30 September 2022.