BRI dan BNI Akan Lepas Saham di BSI Agar Investor Baru Bisa Masuk

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Ilustrasi. BSI akan mencari mitra strategis baru, setelah BNI dan BRI melepaskan kepemilikan sahamnya.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
17/2/2023, 20.47 WIB

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, BRI dan BNI nantinya akan digantikan oleh investor strategis.

“Alasan pertama, kami ingin supaya ada investor strategis di BSI. Ini untuk pendanaan dan juga ekspansi BSI,” ujar Arya, dalam Forum Wartawan BUMN, Jumat (17/2).

Ia menjelaskan, kepemilikan saham BRI dan BNI di Bank Syariah Indonesia tak besar. Kepemilikan saham keduanya semakin tergerus setelah proses right issue akhir tahun lalu. BNI hanya menggunakan separuh haknya sehingga kepemilikan saham BBNI menyusut dari 24,85% menjadi 23,24%, sedangkan BRI tidak menggunakan haknya sama sekali sehingga sahamnya dari 17,25% menjadi 15,38%.

“Di bursa pun, BBSI market-nya terlalu kecil, jadi pembentukan harga tidak terlalu bagus," kata dua, 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akan keluar secara perlahan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Sementara Bank Mandiri tetap akan menjadi pemegang saham pengendali. Pemerintah juga tetap menjadi pemegang saham dwiwarna. 

"Kalau misalnya BRI atau BNI sebagai pemegang saham mulai exit, kira-kira siapa yang bisa menggantikan dan berapa size-nya," kata Tiko saat ditemui wartawan di Ritz Carlton, Rabu (15/2).

Bank Mandiri (BMRI) selaku pemilik saham pengendali telah melaksanakan seluruh haknya saat proses rights issue. Kepemilikan saham Bank Mandiri di BSI pu naik dari 50,83% menjadi 51,47%. 

Saat ditanya apakah kepemilikan BSI akan dimiliki penuh oleh Bank Mandiri, Arya menjelaskan bahwa hal tersebut belum tentu karena akan ada kemungkinan investor strategis yang masuk.

BRIS rencananya akan menerbitkan saham baru untuk menambah modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Saham baru ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp 1.000 per saham. 

Emiten perbankan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini berencana menerbitkan 4,99 miliar saham baru. Jumlah tersebut setara dengan 10,48% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue. Perusahaan menerbitkan saham baru dengan nilai nominal Rp 500 per saham. Target jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka HMETD diperkirakan mencapai Rp 4,99 triliun.

Reporter: Zahwa Madjid