Indonesian Financial Group (IFG) memproyeksikan pertumbuhan premi industri asuransi sebesar 6% sepanjang tahun 2023 atau menyentuh angka Rp 95,7 triliun dengan asumsi pertumbuhan ekonomi diproyeksikan tumbuh 5,3% secara tahunan.
Namun Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman menegaskan proyeksi pertumbuhan tersebut masih menjadi suatu ketidakpastian. Karena asuransi umum masih sangat terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
“Asuransi umum terkait pertumbuhan ekonomi atau bisa dibilang macro dependent. Sedangkan makro ekonomi penuh dengan ketidakpastian,” kata Ibrahim dalam Media Gathering IFG, Selasa (21/3).
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pada tahun 2022 premi industri asuransi mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 15,3% secara tahunan menjadi sebesar Rp 90,1 triliun.
Sementara itu, dari sisi klaim, industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan klaim sebesar 36% secara tahunan menjadi sebesar Rp 41,7 triliun. Dengan demikian, klaim diproyeksikan akan bertumbuh 10%.
Pada tahun 2022, kontribusi premi terbesar berasal dari lini bisnis properti sebesar 29% dari total premi dengan pertumbuhan sebesar 17%.