Ahli IT Duga Serangan Siber Jadi Penyebab BSI Mobile Eror

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Bank Syariah Indonesia
Penulis: Zahwa Madjid
9/5/2023, 17.20 WIB

Aplikasi BSI Mobile milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang mengalami gangguan sejak Senin malam (9/5) dikeluhkan masyarakat di media sosial. Pengamat Teknologi yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, menilai gangguan tersebut kemungkinan besar karena serangan siber.

“Kemungkinan besar, BSI terkena serangan siber yang memungkinkan sistemnya dikunci atau tidak tertutup kemungkinan terkena ransomware,” ujar Heru pada Katadata.co.id, Selasa (9/5).

Biasanya, kata Heru, jika terjadi serangan siber saja akan menimbulkan kelumpuhan sesaat. Kemudian bisa dihidupkan lagi atau serangan silence tapi data-data diganggu atau dicuri. 

Menurutnya, lamanya pemeliharaan hanya terjadi jika sistem diganti dan error. Ketika eror, sistem biasanya dikembalikan ke sistem awal seperti sebelum diperbaharui.

“Sehingga, peluang terjadi ransomware besar karena uang tebusan belum dibayar sehingga sistem masih dikunci. Kita desak agar BSI terbuka pada masyarakat dan BSSN, OJK serta Kominfo menginvestigasi masalah ini agar jelas masalah sebenarnya dan bagaimana mitigasi ke depannya,” kata Heru.

Manajemen BSI mengumumkan layanan perbankan BSI sudah pulih secara bertahap dan nasabah dapat bertransaksi kembali di kantor cabang dan ATM mulai hari ini. 

Manajemen BSI menyampaikan sedang melakukan perbaikan sistem sehingga aplikasi tersebut tidak dapat diakses sementara waktu. 

"Pada kesempatan ini kami sampaikan bahwa Bank Syariah Indonesia tengah melakukan maintenance sistem sehingga tidak dapat diakses sementara waktu dan akan kembali ke kondisi normal secepatnya," kata manajemen BSI, Selasa (9/5).

Melihat pergerakan saham BRIS hingga akhir perdagangan hari ini, Selasa (9/5) harga saham turun 0,28% atau 5 poin ke level Rp 1,750 per saham.

Volume perdagangan mencapai 24,6 juta dengan nilai transaksi Rp 43,1 miliar dan frekuensi sebanyak 4.399 kali. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 80,7 triliun.

Reporter: Zahwa Madjid