Dalam sepekan terakhir, Bank Indonesia atau BI melaporkan ada Rp 2,38 triliun aliran dana asing keluar dari pasar keuangan Indonesia. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjabarkan dana asing keluar dari pasar saham senilai Rp 1,74 triliun dan dana asing keluar dari pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 640 miliar.
Meski begitu, sepanjang 2023 hingga 15 Juni masih terdapat modal asing sebesar Rp 82,5 triliun di pasar SBN dan Rp 17,14 triliun di pasar saham. "Meskipun terjadi penarikan modal asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp 14.910 per dolar AS pada Jumat pagi, dibandingkan dengan Rp 14.940 per dolar AS pada akhir hari Kamis," menurut Erwin dikutip dari keterangan resmi yang dirilis pada Sabtu (17/6).
Sebaliknya, indeks dolar Amerika Serikat melemah menjadi 102,12. Indeks dolar AS merupakan indikator pergerakan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, seperti euro, yen, poundsterling, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Erwin juga menyampaikan mengenai imbal hasil (yield) SBN Indonesia dengan tenor 10 tahun yang dinilai stabil di level 6,27%. Sedangkan imbal hasil obligasi AS 10 tahun turun ke level 3,717%.
Sementara itu, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia dengan tenor lima tahun sedikit meningkat menjadi 80,55 basis poin (bps) per 15 Juni 2023, dibandingkan dengan 80,50 bps per 9 Juni 2023.
Erwin menekankan Bank Sentral terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata dia.