Bank Sentral Global Ramai-ramai Borong Emas

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ilustrasi emas. Sejumlah bank sentral ramai-ramai memborong aset emas sebagai instrumen diversifikasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Penulis: Lenny Septiani
29/6/2023, 13.56 WIB

Permintaan emas di antara bank sentral mencatat rekor tertinggi kuartal pertama 2023. Menurut World Gold Council, hal ini disebabkan terjadinya peningkatan permintaan emas secara global sebagai instrumen diversifikasi. 

Pada awal pekan Mei lalu, harga emas sempat mencapai US$ 2.000 per troi ons. Harga aset logam kuning bergeliat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini memungkinan jeda kenaikan suku bunga Federal Reserve dan berpotensi masalah lebih lanjut di sektor perbankan Amerika Serikat yang mendorong investor memborong aset logam mulia.

"Alasan utama mengapa institusi memegang emas adalah karena perannya sebagai aset diversifikasi, penyimpan nilai jangka panjang," katanya dikutip dari CNBC International, Kamis (29/6). "Namun dalam dua tahun terakhir ini, kita telah melihat betapa pentingnya peran emas bagi institusi-institusi tersebut selama masa krisis."

Berdasarkan laporan The WGC Gold Demand Trends, permintaan emas sempat mengalami penurunan 13% pada kuartal pertama 2023 dari periode yang sama tahun lalu lantaran investor keluar dari aset logam mulia menyusul gejolak invasi Rusia ke Ukraina. Meski begitu, total permintaan emas kembali naik 1% dari kuartal pertama 2022 berkat pemulihan di pasar over the counter (OTC). 

Hingga akhir Maret, bank sentral menambahkan 228 ton emas ke cadangan global. Ini merupakan tingkat pembelian tertinggi terlihat pada kuartal pertama sejak seri data dimulai pada tahun 2000. 

Analis pasar senior di World Golf Council Louise Street mengatakan ini adalah kelanjutan dari tren yang membuat pembelian emas oleh bank sentral melonjak ke level tertinggi dalam 11 tahun pada tahun 2022.

Adapun, WGC memperkirakan permintaan di antara bank-bank sentral akan moderat tahun ini setelah lonjakan pada tahun 2022.

Meskipun WGC mencatat pembelian sebelumnya terkonsentrasi di pasar negara berkembang, pusat-pusat keuangan yang lebih maju sekarang meningkatkan permintaan mereka.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) disebut sebagai pembeli tunggal terbesar selama kuartal ini. MAS menambahkan 69 ton emas ke dalam cadangannya, yang kini 45% lebih tinggi dibandingkan pada akhir 2022.

Sementara, bank sentral Cina, People's Bank of China (PBoC) menambahkan 58 ton selama kuartal ini dan sekarang memiliki 2.068 ton emas dalam cadangannya. Ini sebesar 4% dari total cadangan emas yang dilaporkan secara global.

Konsumen Cina membeli 198 ton perhiasan emas selama kuartal tersebut. Angka itu berkontribusi 41% dari total global, dengan permintaan yang bangkit kembali setelah penghapusan tindakan nol-Covid.

Adapun, Turki kembali menjadi pembeli besar, meningkatkan cadangannya sebanyak 30 ton. Sementara, bank sentral India menambahkan 7 ton.

Secara keseluruhan, perhiasan relatif datar pada kuartal pertama, dengan Cina mengimbangi penurunan di India. Selain itu bank sentral Arab Saudi, Uzbekistan, Kazakhstan, dan Amerika Serikat juga diketahui telah memborong emas dalam jumlah yang fantastis.

Reporter: Lenny Septiani