Emiten bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mendapatkan persetujuan untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5 miliar saham baru.
Bank Neo telah memperoleh izin melakukan aksi korporasi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pekan ini.
Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama Bank Neo Commerce Aditya Windarwo mengatakan pelaksanaan HMETD bertujuan agar bank selalu mengembangkan usaha.
"Selain itu untuk mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan dan menjaga daya saing yang sehat," tulis Aditya dalam keterangan resmi, Jumat (11/8).
Aditya menyebut, aksi korporasi dilakukan untuk melanjutkan kinerja positif sebagai komitmen perusahaan untuk memberi layanan perbankan yang optimal, khususnya bagi masyarakat.
"Setelah bertransformasi menjadi bank dengan layanan digital, kami terus bekerja keras untuk dapat memberikan pengalaman perbankan yang menyenangkan bagi para nasabah," katanya.
Sampai dengan periode 30 Juni 2023, bank bersandi BBYB ini masih mengantongi kerugian bersih senilai Rp 326,78 miliar. Arus kasnya tercatat minus Rp 2,40 triliun.
Namun, BBYB mencatatkan pertumbuhan dari sisi penyauran kredit 43,57% menjadi Rp 10,11 triliun dibanding semester pertama 2022 lalu senilai Rp 7,04 triliun.
Sedangkan, dari sisi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 37,1% per Juni 2023 menjadi Rp 15,23 triliun. Total aset bank yang sahamnya dimiliki oleh PT Akulaku Silvrr ini mencapai Rp 19,62 triliun hingga Juni 2023.
Pada perdagangan Jumat ini, harga saham BBYB terpantau naik tipis 0,51% ke level Rp 394 setiap sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 4,74 triliun.