Harga Emas Diramal Kembali Bangkit Jelang Pengumuman Data Inflasi AS

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Antam Pulo Gadung, Jakarta.
Penulis: Syahrizal Sidik
10/9/2023, 22.10 WIB

Meningkatnya imbal hasil dapat berdampak negatif bagi emas, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, sementara penguatan dolar membuat harga komoditas dalam satuan lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Data ekonomi yang lebih baik dan harga minyak yang naik ke level tertinggi pada tahun 2023 telah memicu kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut atau membiarkannya lebih lama dari perkiraan, sehingga melemahkan harga emas sepanjang pekan.

Data IHK AS Agustus kemungkinan akan menjadi faktor kunci dalam keputusan suku bunga Federal Reserve pada pertemuannya akhir bulan ini.

“Mungkin logam kuning akan menemukan pijakan yang stabil di kisaran 1.900-1.950 dolar AS sambil menunggu data inflasi minggu depan dan pertemuan The Fed pada minggu berikutnya,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada pembaruan IHK Agustus mendatang dan keputusan suku bunga bank sentral.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (8/9) bahwa persediaan grosir AS turun 0,2% pada Juli setelah turun sebesar 0,7% pada Juni. Sedangkan penjualan grosir naik 0,8% pada Juli setelah turun 0,8% pada Juni.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 6,60 sen atau 0,28% menjadi ditutup pada US$ 23,174 dolar AS per troi ons. Platinum untuk pengiriman Oktober terpangkas US$ 14,80 dolar AS atau 1,63% menjadi menetap pada US$ 894,80 per troi ons.

Halaman:
Reporter: Antara