Anggaran Bank Indonesia Surplus Rp 35 T per September, Ini Faktornya

ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Surplus anggaran tahunan Bank Indonesia atau ATBI diperkirakan turun menjadi Rp 27,19 triliun pada akhir tahun ini.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti
13/11/2023, 18.15 WIB

Bank Indonesia mencatatkan surplus anggaran tahunan per September 2023 mencapai Rp 34,94 triliun di tengah gejolak pasar keuangan yang mempengaruhi rupiah. Namun, surplus anggaran tahunan BI atau ATBI diperkirakan turun menjadi Rp 27,19 triliun pada akhir tahun ini. 

“Prognosa capaian ini lebih baik dari rencana awal pada ATBI 2023 defisit Rp 19,9 trilun. Hal ini dipengaruhi oleh prognosa anggaran kebijakan yang mencatat surplus Rp3,20 triliun dan prognosa anggaran operasional yang surplus sebesar Rp 23,98 triliun,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat dengan Komisi XI DPR pada Senin (13/11).

Berdasarkan bahan yang dipaparkan Perry di DPR, total penerimaan bank sentral hingga September 2023 mencapai Rp 136,91 triliun, sedangkan pengeluaran sebesar Rp 101,96 triliun. Penerimaan BI hingga September telah mencapai 96,8% dari target tahun ini sebesar Rp 141 triliun, sedangkan pengeluaran baru mencapai 63% dari target. 

Perry mencatat, capaian yang tinggi terutama terjadi pada penerimaan dalam pos anggaran operasional yang mencapai Rp 37,94 triliun atau telah mencapai 123% dari target tahun ini. Di sisi lain, pengeluaran dalam pos anggaran ini baru mencapai Rp 9,56 trilun atau 56% dari target sehingga terjadi surplus pada pos anggaran ini mencapai Rp 28,38 trilun.

"Anggaran operasional yang mencatatkan surplus lebih tinggi dari rencana dipengaruhi oleh peningkatan penerimaan pengelolaan cadangan devisa yang didukung implementasi reformasi cadangan devisa dan pengaruh suku bunga global yang meningkat tinggi dari asumsi awal,"kata Perry.

Ia memperkirakan penerimaan dari anggaran operasional akan mencapai Rp 40,94 triliun, sedangkan pengeluarannya mencapai Rp 16,96 triliun. Dengan demikian, surplus anggaran operasional pada akhir tahun justru akan turun menjadi Rp 23,99 triliun. 

Perry juga mencatat terjadi surplus pada pos anggaran kebijakan mencapai Rp 6,56 triliun. Hal ini seiring penerimaan dari pos anggaran tersebut yang mencapai Rp 98,97 trilun atau 87,75% dari target ATBI 2023, sedangkan pengeluarannya baru mencapai Rp 92,4 atau 64% dari ATBI.

"Anggaran kebijakan yang mencatat surplus dipengaruhi oleh optimalisasi penerimaan dari pengelolaan surat berharga, termasuk SBN dan realisasi bauran kebijaka,  antara lain pembayaran jasa giro kepada pemerintah dan kebutuhan beban operasi moneter," kata dia. 

Ia memperkirakan penerimaan dari pengelolaan anggaran kebijakan akan mencapai Rp 131,9 trilun, sedangkan pengeluarannya mencapai Rp 128,7 triliun. Dengan demikian, surplus pada anggaran kebijakan pada akhir tahun ini akan turun lebih dari separuh surplus posisi September menjadi Rp 3,2 triliun.

Reporter: Zahwa Madjid