Bank global asal Jerman, Deutsche Bank mengumumkan rencana untuk memangkas 3.500 karyawan. Pengumuman ini disampaikan bersamaan dengan laporan laba kuartal keempat yang tercatat turun 30% dan rencana untuk mengurangi biaya hingga €2,5 miliar atau setara Rp 42,5 triliun pada 2025.
Pemberi pinjaman terbesar di Jerman ini mengatakan pada Kamis (1/2) bahwa mereka telah membuat kemajuan menuju target penurunan biaya, tetapi masih harus mencari penghematan sebesar €1,6 miliar atau setara Rp 27,2 triliun.
"ang beberapa di antaranya akan didorong oleh alur kerja dan otomatisasi yang disederhanakan Sebagian besar pekerjaan akan hilang di fungsi back office," demikian pernyataan perusahaan seperti dikutip dari CNN, Selasa (2/2).
Pemangkasan jumlah pekerjaan ini mencapai sekitar 4% dari tenaga kerja global perusahaan.
Deutsche Bank juga melaporkan bahwa laba sebelum pajak tahun 2023 naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi €5,7 miliar, level tertinggi dalam 16 tahun. Namun laba bersihnya turun 14% menjadi €4,9 miliar karena tagihan pajaknya meningkat.
“Kami telah mencapai pertumbuhan jauh di depan target dan mempertahankan fokus kami pada disiplin biaya sambil berinvestasi di bidang-bidang utama,” kata CEO Christian Sewing.
Bank tersebut mengatakan akan menggelontorkan €1,6 miliar kepada pemegang saham pada semester pertama melalui dividen dan pembelian kembali saham.
Deutsche Bank (DB) adalah yang terbaru dari serangkaian bank global yang mengumumkan PHK dalam beberapa bulan terakhir. Bank berupaya mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.
Citibank juga mengatakan pada awal bulan Januari bahwa pihaknya akan memangkas 20.000 lapangan kerja selama dua tahun ke depan, sehingga menghemat YS$2,5 miliar dalam jangka panjang. UBS (UBS) memangkas 3.000 karyawan hanya untuk di Swiss saja karena merger dengan Credit Suisse. Diperkirakan akan ada pengurangan lebih banyak di tempat lain.
Di Inggris, Barclays (BCS), Lloyds dan Metro Bank mengumumkan PHK pada November.
Beberapa bank menyebutkan peningkatan otomatisasi sebagai alasan pengurangan jumlah staf, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai dampak kemajuan kecerdasan buatan generatif terhadap lapangan kerja. Lloyds, misalnya, mengatakan pihaknya membuang peran tertentu tetapi merekrut posisi data dan teknologi.
Namun demikian, mereka mungkin juga bersiap menghadapi lingkungan bisnis yang lebih sulit karena dampak kenaikan suku bunga berdampak pada perekonomian. Kenaikan suku bunga menyebabkan semakin besarnya kerugian pinjaman, dan sebagai antisipasi penurunan suku bunga di masa mendatang, yang dapat menggerogoti margin bank.
Deutsche Bank mengatakan pihaknya telah meningkatkan penyisihan untuk potensi kredit macet sebesar €300 juta menjadi €1,5 miliar pada 2023. Ini menurut mereka mencerminkan dampak yang terus menantang dari kondisi makro-ekonomi dan suku bunga.