Bos OJK: Pemilu Tidak Mendisrupsi Sektor Jasa Keuangan RI

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memastikan perhelatan Pemilu tidak mendisrupsi sektor jasa keuangan Tanah Air.
Penulis: Syahrizal Sidik
20/2/2024, 14.41 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), memastikan perhelatan Pemilihan Umum 2024 tidak mendisrupsi kinerja sektor jasa keuangan Tanah Air.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyebutkan kinerja sektor jasa keuangan masih terbilang solid lantaran ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat. Mahendra mengungkapkan, perhelatan pemilu sudah dimulai beberapa bulan sebelum pelaksanaan hari pemungutan suara. 

"Dilihat dari kinerja yang ada, apakah di pasar modal, perbankan, asuransi, dana pensiuun, pembiayaan, semua mencatat kinerja yang baik. Jadi jelas, tidak kelihatan pengaruhnya di situ,” ucap Mahendra dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Selasa (20/1). 

Selain itu, tren kinerja yang solid tersebut, kata Mahendra tetap berlanjut pada bulan Januari 2024. Hal ini terlihat dari aksi beli investor asing yang cukup masif sejak awal tahun di bursa domestik dan kenaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Kelihatan betul tidak ada indikasi dampak atau pengaruh negatif (Pemilu). Maupun dilihat dari segi penyaluran kredit perbankan di Januari, lagi-lagi mempertahankan tren yang sama seperti 2023,” kata dia.

Mahendra berharap,  momentum yang baik yang dihasilkan oleh pemilu minggu lalu itu, yang berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei dan penghitungan real count sementara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasangan Prabowo - Gibran unggul. Kepastian hasil pemilu itu dapat  memberikan ruang yang lebih besar lagi untuk melakukan berbagai penyempurnaan, reformasi, langkah-langkah dan program kerja yang peting yang dijalankan oleh berbagai kementerian maupun lembaga.

“Momentumnya menguat, untuk kita jalankan program kerja dan langkah penyempurnaan dan penguatan lebih cepat lagi,” tutur dia.

Tren IHSG Menguat Usai Pemilu

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menuturkan biasanya secara historis, berdasarkan pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, ajang pesta demokrasi justru berimplilkasi positif bagi pergerakan indeks.

Misalnya, kata Inarno, sehari setelah hari pemungutan suara atau pada 15 Februari, laju IHSG menguat 1,3% ke level 7.303. Nilai transaksinya saat itu mencapai Rp 16,64 triliun. “Dari pengalaman atau historikal data, (Pemilu) justru malah mendongkrak IHSG,” ucapnya.

Inarno juga optimis, pada tahun ini penawaran umum di pasar modal akan mencapai Rp 200 triliun. Target itu akan ditopang pipeline penawaran umum yang ada saat ini sebanyak 86 dengan target indikatif mencapai Rp 50 triliun. Sedangkan, rencana pencatatan saham baru (IPO) sebanyak 59 perusahaan. 

“Tentunya optimisme tersebut musti kita lihat pasar global, dengan pelemahan global dan juga tensi geopolitik, ini kita harus mengkalkulasi target-target di 2024,” ujarnya.