Bitcoin, aset kripto terpopuler, kembali menguat setelah mengalami koreksi sebentar dari level tertinggi sepanjang masa (all time high). Para pelaku industri menilai reli Bitcoin membuat aset-aset kripto menjadi pilihan diversifikasi investasi bagi masyarakat Indonesia.
Menurut data CoinMarketCap, Bitcoin saat ini berada di level US$65.925 atau sekitar Rp 1,03 miliar, naik 5,37% dalam sepekan terakhir. Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Kripto Indonesia-Asosiasi Blockchain Indonesia (Aspakrindo-ABI), mengatakan reli Bitcoin dibarengi dengan meningkatkan euforia di kalangan investor, trader, dan masyarakat luas.
"Berdasarkan diskusi Reku dengan para pengguna, mereka sangat antusias karena harga Bitcoin yang menyentuh di atas Rp 1 miliar. Potensi meningkatnya harga di kemudian hari juga masih terbuka," ujar Robby, pada Kamis (7/3). Menurutnya, para pemilik Bitcoin saat ini tengah menikmati kenaikan harga dan menantikan Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru.
Momen ini berpotensi menjadi titik awal (departure point) bagi investor baru untuk berinvestasi pada aset-aset kripto. "Dapat dikatakan aset kripto semakin menjadi pilihan diversifikasi investasi, bukan sekadar pelengkap," kata Robby.
Meski demikian, Robby mengingatkan agar masyarakat selalu mengingat prinsip utama dalam berinvestasi, yakni pemahaman dan literasi. Reku berharap investor dan calon investor bisa mengambil keputusan dengan cermat dan bijak. "Hindari terburu-buru dan fear of missing out (FOMO)," ujarnya.
Investor dan calon investor yang ingin masuk ke aset kripto harus melakukan riset terlebih dahulu agar mengetahui kegunaan sebuah koin, tim pengembang, proyek, serta kegunaannya. Platform investasi seperti Reku menyediakan analisis pasar yang bisa menjadi panduan bagi investor sebelum mengambil keputusan.
Momentum untuk Menambah Jumlah Investor
Tirta Karma Sanjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, mengatakan momentum reli Bitcoin harus dimanfaatkan untuk mendorong masyarakat berinvestasi di platform yang sudah terdaftar di Bappebti.
Tirta menyebut pasar kripto telah melewati masa bearish dan optimisme masyarakat meningkat menjelang Bitcoin halving pada April mendatang. Jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 18,83 juta orang pada Januari lalu. "Kami optimis angka ini bisa meningkat seiring dengan perkembangan positif di pasar kripto," ujar Tirta.
Direktur Utama PT Bursa Komoditi Nusantara (CFX) Subani mengungkapkan optimisme yang sama. Ekosistem industri kripto saat ini sudah lengkap karena sudah ada lembaga self-regulatory organizations (SRO) berupa CFX sebagai bursa kripto yang teregulasi, PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI) sebagai lembaga penjamin dan penyelesaian perdagangan pasar fisik aset kripto, dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) sebagai lembaga pengelola tempat penyimpanan aset kripto.
Kehadiran SRO yang lengkap ini juga menunjukkan kesiapan pemerintah dalam melindungi investor serta merespons tingginya minat masyarakat terhadap aset kripto. Hingga Februari 2024, terdapat 32 calon anggota bursa yang terdiri atas 29 calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK) dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar pada tahun lalu.
"Bursa bersama kedua lembaga SRO terus berkomitmen untuk memastikan pengawasan terhadap CPFAK yang terdaftar demi memberikan kenyamanan dalam berinvestasi," ujar Subani. Ia berharap masyarakat juga memanfaatkan platform yang aman dan transparan ini untuk berinvestasi di aset-aset kripto.