Berita Aset Kripto Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

TRIV, platform investasi kripto merilis Proof of Solvency sebagai langkah penting dalam memprioritaskan kepercayaan nasabah.

PT Pintu Kemana Saja platform jual beli dan investasi kripto di Indonesia telah memasuki usia keempat tepat pada tanggal 1 April 2024.

Salah satu aset kripto, Bitcoin (BTC) kembali melesat setelah sebelumnya mengalami koreksi.

Platform investasi aset kripto yang terdaftar di Indonesia, Bittime memprediksi adanya peningkatan aktivitas di pasar aset kripto menjelang Bitcoin halving

Terakhir kali Bitcoin berada di atas US$70.000 adalah pada 14 Maret sebelum aset digital ini mulai merosot.

Tahun 2024 merupakan tahun yang krusial bagi industri kripto karena tahun depan ada pengalihan dari Bappebti ke OJK.

Berbagai protokol DeFi (Decentralized Finance) telah membuka jalan bagi investor kripto untuk meraih keuntungan alternatif melalui bunga.

Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed baru-baru ini menciptakan gelombang optimisme di pasar kripto, termasuk ke Bitcoin.

Bappebti tengah mengevaluasi besaran pajak kripto yang dianggap terlalu tinggi.

Nilai transaksi dan jumlah investor aset kripto di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan di bulan Februari 2024.

Analisis sentimen pasar yang mengacu pada persepsi kolektif investor terhadap potensi pergerakan harga di pasar, merupakan komponen kritikal dalam pengambilan keputusan investasi.

Bitcoin turun ke level terendah satu minggu dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Minggu (17/3) ini.

Bitcoin mencatatkan rekor harga tertinggi baru pada hari Rabu (13/3), dengan mencapai nilai US$ 73,650 atau sekitar Rp 1,14 miliar per keping. Imbas meningkatnya permintaan ETF Bitcoin spot di AS.

SpaceX mendapatkan keuntungan sebesar US$276 juta atau Rp 4,3 triliun dari investasi di Bitcoin. Sementara itu, Tesla mendapatkan keuntungan hampir US$500 juta atau Rp 7,8 triliun.

Seiring dengan lonjakan harga di pasar kripto, terutama Bitcoin, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan tak masalah jika pasar kripto lebih mendominasi.