Harga bitcoin kembali mencetak rekor pada perdagangan semalam, Senin (11/3). Angkanya menembus level US$ 72 ribu atau sekitar Rp 1,12 miliar.
Mata uang kripto tersebut terus menunjukkan tanda-tanda penguatan. Pada pagi hari ini pukul 09.15 WIB, menurut data coindesk.com, posisinya di level US$ 72.306 atau naik 5,54%.
Saat ini, uang tunai sedang membanjiri bursa bitcoin di tengah harapan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), akan segera menurunkan suku bunga.
"Bitcoin mengawali minggu ini dengan lonjakan, sehingga menyeret mata uang kripto lainnya ke posisi lebih tinggi," kata ahli strategi DailyFX, Nick Cawlye, melansir dari Reuters, Selasa (12/3).
Namun, pasar juga mewaspadai pasokan bitcoin yang akan semakin ketat pada April nanti. Peristiwa halving akan terjadi. Setiap empat tahun, tingkat pelepasan pasokan baru dan imbal bagi penambang kripto dikurangi setengahnnya. Peristiwa ini cenderung akan mempengaruhi harga bitcoin.
Karena bitcoin berumur kurang dari dua dekade, pelaku pasar pun sulit memprediksi harganya. Peristiwa pada November 2021 masih terbayang-bayang. Ketika itu, harganya baru saja mencetak rekor. Namun, beberapa bulan setelahnya mata uang kripto tersebut amblas dan membawa separuh industri kripto bersamanya.
Selain bitcoin, ether juga melonjak 3,97% menjadi US$ 4.062,07, ke level tertinggi selama dua tahun. harganya telah naik 75% pada tahun ini. Kenaikannya dipicu spekulasi regulator AS yang akan segera menyetujui pencatatan exchange-traded fund (ETF) ether.