Wall Street Merosot Tertekan Harga Minyak hingga Komentar The Fed

Antara
Ilustrasi. Komentar pejabat The Fed, ketegangan geopolitik Iran-Israel, dan penurunan harga minyak menekan ketiga indeks utama AS pada Rabu (17/4)
18/4/2024, 07.03 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu (17/4). Komentar pejabat The Fed, ketegangan geopolitik Iran-Israel, dan penurunan harga minyak menekan ketiga indeks utama AS.

Dow Jones Industrial Average turun 45,66 poin atau 0,12% menjadi 37.753,31,  S&P 500 kehilangan 29,2 poin atau 0,58% ditutup di level 5.022,21, sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 181,88 poin atau 1,15%, mencapai 15.683,37.

Selama sesi perdagangan tersebut, imbal hasil Treasury AS dan nilai dolar turun dari level tertinggi  beberapa bulan terakhir. Harga emas juga tergelincir dari puncak tertingginya sepanjang masa.

Harga saham perusahaan-perusahaan teknologi jeblok sehingga menyeret Nasdaq turun paling dalam di antara tiga indeks uutama saham AS.

Kepala Strategi Pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska, Ryan Detrick menyebut bahwa kinerja April mengecewakan bagi para investor. Namun, ia mengingatkan bahwa dalam lima bulan terakhir, saham-saham telah menguat secara signifikan sehingga koreksi atau koreksi kecil adalah bagian dari proses normal.

Gubernur The Federal Reserve AS, Jerome Powel sebelumnya menolak memberikan panduan tentang waktu dan tingkat penurunan suku bunga yang diharapkan. Ia juga menekankan kebijakan The Fed perlu tetap akomodatif untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga mengurangi harapan untuk penurunan suku bunga dalam tahun ini.

"Kesadaran bahwa Powell menunda-nunda kapan penurunan suku bunga akan dimulai dan telah menambah kebingungan secara keseluruhan. Akhirnya memperkuat asumsi bahwa 'lebih tinggi lebih lama' kemungkinan besar akan terjadi," kata Detrick dikutip Reuters, Kamis (18/4). 

CEO dan Manajer Portofolio di InfraCap New York, Jay Hatfield menyatakan bahwa para investor saat ini terlalu pesimistis terhadap pelonggaran kebijakan bank sentral. Menurutnya, The Fed akan siap untuk melakukan pemangkasan suku bunga pada Juni.

"Hingga saat itu, kami memperkirakan perdagangan akan tetap dalam kisaran yang terbatas, seperti yang kita saksikan pada hari Rabu, di mana terjadi tarik-menarik antara faktor suku bunga, ekonomi yang kuat, serta pendapatan yang positif," kata Hatfield.

Musim laporan kinerja kuartal pertama sedang berlangsung hingga menjadi perhatian. Perhatian investor, antara lain tertuju padsa kinerja laba Travelers Companies (TRV.N)  yang meleset dari estimasi. Selain itu U.S. Bancorp (USB.N) memperkirakan pendapatan bunga yang mengecewakan.

Imbal hasil obligasi AS turun seiring kemungkinan The Federal Reserve meninjau kembali perlunya penurunan suku bunga. Harga minyak mentah AS anjlok 3,13% menjadi US$ 82,69 per barel, sementara Brent menetap di US$ 87,29 per barel turun 3,03% pada hari itu.

Harga minyak turun karena persediaan komersial AS yang tinggi dan ekspektasi penurunan permintaan akibat data ekonomi yang lebih lemah dari Cina, meskipun kekhawatiran tentang gejolak geopolitik tetap ada. Hingga saat ini, ketegangan di Timur Tengah tetap tinggi karena pembicaraan gencatan senjata di Gaza sulit berlanjut.

Masyarakat internasional juga tengah menantikan ancaman pembalasan Israel terhadap Iran atas serangan rudal akhir pekan lalu.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila