Kontrak Opsi Menanjak, Pialang Prediksi Harga Bitcoin Tembus Rp1,6 M

Vecteezy.com/Sujin Jetkasettakorn
Permintaan terhadap kontrak opsi beli (call option) Bitcoin (BTC) meningkat, mengindikasikan pasar kembali optimistis (bullish) terhadap pergerakan mata uang kripto tersebut.
Penulis: Hari Widowati
8/5/2024, 11.35 WIB

Permintaan terhadap kontrak opsi beli (call option) Bitcoin (BTC) meningkat, mengindikasikan pasar kembali optimistis (bullish) terhadap pergerakan mata uang kripto tersebut. Para pialang memprediksi kemungkinan Bitcoin menyentuh level US$100.000 (Rp1,6 miliar) pada tahun ini.

Mata uang kripto terbesar berdasarkan nilai pasar ini telah naik lebih dari 12% menjadi US$63.470 (Rp 1,01 miliar) sejak Gubernur The Fed Jerome Powell mengesampingkan pengetatan tambahan atau kenaikan suku bunga sebagai langkah kebijakan berikutnya, Rabu lalu. Data nonfarm payrolls (NFP) AS yang mengecewakan pada hari Jumat (3/5) lalu memvalidasi sikap Powell dan mempercepat pemulihan BTC.

Hal ini menyebabkan terjadi peningkatan permintaan yang mencolok untuk opsi beli Bitcoin di bursa mata uang kripto terkemuka Deribit dan jaringan over-the-counter (OTC). Opsi-opsi ini secara khusus menargetkan reli Bitcoin ke level tertinggi baru, berpotensi melampaui US$75.000 (Rp1,2 miliar), bahkan mencapai $100.000 (Rp1,6 miliar).

"Kami melihat beberapa tindak lanjut bullish dalam volatilitas dan nilai tukar setelah harga Bitcoin pulih (rebound) pada hari Jumat. Pembalikan risiko BTC telah menjadi positif dan sudah ada permintaan baru untuk kontrak opsi beli Bitcoin yang akan jatuh tempo pada September di harga beli US$75.000 dan US$100.000," kata QCP Capital dalam sebuah riset, seperti dikutip Coindesk, pada Senin (6/5).

Sebuah call option memberikan hak untuk membeli aset acuan pada harga yang telah ditentukan pada atau sebelum tanggal tertentu. Pembeli call option secara implisit bullish di pasar dan sedangkan pembeli put option (opsi jual) bearish.

Jaringan perdagangan mata uang kripto institusional OTC, Paradigma, melakukan pengamatan serupa yang menyatakan peningkatan permintaan untuk opsi beli out-of-the-money (OTM) atau opsi beli dengan harga jauh di atas harga pasar BTC.

"Pasar opsi tampaknya mengantisipasi kenaikan jangka pendek pagi ini dengan perdagangan BTC dan ETH teratas di Paradigm yang terdiri dari pembelian call OTM. Kami melihat pembeli call option di harga US$85.000 (Rp1,36 miliar) untuk kontrak yang jatuh tempo Juli 2024," kata Paradigm dalam siaran Telegram.

Data dari Deribit menunjukkan bahwa para pialang telah mengunci lebih dari US$688 juta (Rp 11,01 triliun) dalam call option Bitcoin dengan harga US$100.000 di berbagai waktu jatuh tempo. Itu adalah minat terbuka nosional tertinggi di antara semua opsi yang terdaftar di bursa.

Pada saat artikel ini ditulis, lebih dari 150.000 kontrak opsi beli senilai US$9,5 miliar (Rp152 triliun) aktif di Deribit. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari minat terbuka pada opsi jual, sebuah tanda ekspektasi pasar yang bullish.

Minat terbuka nosional atau notional open interest mengacu pada nilai dolar yang terkunci dalam jumlah kontrak yang aktif atau terbuka. Di Deribit, satu kontrak opsi mewakili satu BTC atau satu ether (ETH).