JPMorgan, Wells Fargo Menambah Daftar Bank yang Masuk ke ETF Bitcoin

Katadata
JPMorgan dan Wells Fargo adalah bank-bank besar global terbaru yang mengungkapkan eksposur terhadap Bitcoin melalui beberapa reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin Spot.
Penulis: Hari Widowati
13/5/2024, 16.32 WIB

JPMorgan dan Wells Fargo adalah bank-bank besar global terbaru yang mengungkapkan eksposur terhadap Bitcoin melalui beberapa reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin Spot, yang diluncurkan pada Januari lalu.

Kedua bank tersebut mengungkapkan eksposur investasi mereka di ETF Bitcoin dalam laporan 13F kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Efek Amerika Serikat (US SEC) pada 10 Mei.

JPMorgan mengungkapkan bahwa bank tersebut memiliki investasi ETF Bitcoin spot di IBIT BlackRock, BITB Bitwise, FBTC Fidelity, dan GBTC Grayscale senilai US$731.246 (Rp 11,7 miliar). Sebagian besar dari investasi tersebut, yakni US$477.425 (Rp 7,64 miliar) diinvestasikan di IBIT. Sementara itu, Wells Fargo melaporkan investasi sebesar US$141.817 (Rp 2,27 miliar) di GBTC milik Grayscale selama kuartal pertama tahun ini.

Keterbukaan informasi sebelumnya mengungkapkan bahwa BNP Paribas dan BNY Mellon juga telah menginvestasikan sejumlah uang ke dalam ETF Bitcoin. Hal ini menandakan tren yang berkembang di antara lembaga keuangan tradisional meskipun eksposurnya tidak terlalu besar.

Menurut laporan Cryptoslate.com, bank-bank besar lainnya, termasuk Morgan Stanley dan UBS, telah mengindikasikan niat untuk mengizinkan kliennya berinvestasi dalam ETF Bitcoin spot. Namun, kedua bank tersebut belum mengungkapkan eksposur langsung ke Bitcoin hingga saat berita ini diturunkan.

Pakar industri, termasuk kepala aset digital BlackRock, percaya bahwa tren aliran dana institusional ke ETF Bitcoin akan meningkat seiring dengan meningkatnya aliran dana ke instrumen investasi ini. Pengelola kekayaan negara (sovereign wealth fund) juga mulai melirik sektor ini.

Investasi BlackRock di ETF Bitcoin

Dalam laporan 13F yang disampaikan 10 Mei lalu, BlackRock mengungkapkan telah menginvestasikan US$ 6,6 juta (Rp 105,6 miliar) dalam ETF IBIT.

Strategi perusahaan mengikuti penerbit ETF Bitcoin lainnya yang juga berinvestasi dalam dana mereka sendiri. Ark Invest memegang US$206,4 juta (Rp 3,3 triliun) dari ETF ARKB-nya. Sementara itu, Van Eck memegang US$98.000 (Rp 1,57 miliar) dari dana HODL-nya.

Investasi terbaru BlackRock ini muncul bersamaan dengan kinerja yang solid untuk IBIT BlackRock. Dana ini memiliki arus masuk kumulatif tertinggi dari semua ETF Bitcoin spot di US$15.490 dan merupakan ETF Bitcoin spot terbesar kedua dalam hal aset yang dikelola.

IBIT BlackRock juga telah mencetak rekor baru dengan mencapai dana kelolaan (AUM) US$10 miliar (Rp 160 triliun).

"Rekor kecepatan ETF untuk mencapai US$10 miliar dalam aset dipegang oleh JEPQ yang melakukannya dalam 647 hari perdagangan... IBIT mencapainya dalam waktu 49 hari sedangkan FBTC dalam 77 hari," ujar Analis ETF Bloomberg Eric Balchunas, seperti dikutip Cryptoslate.com.

TradFi Masuk ke Bitcoin

Hedge fund yang berbasis di Chicago, CTC Alternative Strategies, melaporkan investasi sebesar US$27,7 juta (Rp443,2 miliar) di IBIT pada 9 Mei.

Lembaga keuangan dan perusahaan lain yang baru-baru ini mengungkapkan investasi dalam ETF Bitcoin spot termasuk Hightower Advisors, US Bancorp, SouthState, Susquehanna International Group, Burkett Financial Services, dan Legacy Wealth Asset Management.

Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan sebagian dari ratusan perusahaan lain yang telah membuat pengungkapan serupa dalam pengajuan formulir 13F mereka sejak ETF Bitcoin spot ditayangkan pada Januari lalu.

Menurut data dari Fintel, lebih dari 240 perusahaan telah berinvestasi di IBIT. Sementara itu, lebih dari 130 perusahaan telah berinvestasi di FBTC. Lebih dari 467 perusahaan telah berinvestasi di GBTC Grayscale, yang sudah ada sebelum diubah menjadi ETF pada bulan Januari.